Kata beberapa orang, jaman sekarang adalah jaman edan. Anak SD juga ada yang udah pacaran. Kemajuan teknologi membuat informasi dapat diakses dengan mudah bahkan informasi yang bukan untuk anak seusia mereka. Pertanyaan yang sering muncul pada saat berbicara mengenai pacaran yaitu kapan sih kita boleh berpacaran??
Aku lagi baca buku waiting and dating-nya Myles Munroe. Baru 1 bab sih, tapi udah ada banyak hal yang memberkatiku jadi pingin share ke teman-teman yang lain juga.
1. Anda siap untuk pacaran pada saat Anda menyadari sepenuhnya manfaat dan bahaya dari pacaran.
Pacaran merupakan kesempatan mengenal seseorang untuk membangun persahabatan. Hubungan yang sehat selalu dimulai pada tingkat rohani dan intelektual – minat, impian, kepribadian/karakter dan pandangan hidup.
Selain mengetahui manfaat pacaran, harus disadari juga bahaya dibaliknya. Ini bukan rahasia lagi, bahkan para orang tua menetapkan jam malam untuk menjaga anak-anaknya dari bahaya ini. Meskipun sering, anak-anak selalu membangkang dan tidak taat. Terjebak secara fisik dan emosional pada tingkat yang terlalu dalam yang menuntun pada seks bebas. Generasi muda saat ini banyak dipengaruhi oleh kebudayaan barat, fokus hubungan mereka adalah ketertarikan fisik.
2. Anda siap untuk berpacaran pada saat Anda sudah terlebih dahulu menerapkan serangkaian pedoman yang jelas bagi perilaku berdasarkan Firman Tuhan.
Sebelum pacaran, Anda harus tahu standar Tuhan bagi sebuah hubungan. Anda seharusnya bahkan tidak mulai berpikir untuk pacaran dengan siapapun sampai Anda mengerti apa yang menjadi standar Allah. Ini menuntut kedewasaan rohani. Menunggu sampai Anda berpacaran untuk menentukan apa yang benar dan salah, atau apa yang akan atau tidak akan dilakukan, sudah terlambat. Hanya ada dua pilihan : mau memilih mengikuti standar Tuhan atau mengikuti standar dunia. Anda harus memutuskan untuk menjaga kekudusan Anda dalam pacaran, jika tak mau mengikuti standar dunia dan jatuh dalam dosa.
3. Anda siap berpacaran pada saat Anda sudah memastikan didalam roh Anda bahwa Anda tidak akan menurunkan atau mengkompromikan standar-standar Ilahi demi alasan apapun, bahkan jika itu berarti harus kehilangan pacar Anda.
Banyak orang rela mengkompromikan standar mereka demi mendapatkan pacar atau mempertahankan pacar mereka. Berdiri teguh diatas kepercayaan Anda adalah tanda kedewasaan rohani dan emosional. Anda tidak dapat mengharapkan yang terbaik jika Anda tidak teguh menaati dan melakukan standar-standarNya.
4. Anda siap untuk berpacaran saat Anda tidak memerlukannya.
Jika Anda merasa “memerlukan” seorang pacar untuk merasa utuh dan puas secara pribadi, maka Anda belum siap untuk berpacaran. Anda siap untuk berpacaran hanya saat Anda merasa utuh dan lengkap dalam Tuhan tanpa orang lain. Orang yang merasa tidak utuh, setiap hari akan merasa tidak aman karena mereka mengharapkan pasangan mereka untuk mengisi kekurangan mereka.
Menurutku salah satu penyebab orang patah hati, yang ingin bunuh diri dan depresi juga adalah hal ini. Mereka tidak merasa utuh secara pribadi. Mereka membutuhkan orang lain untuk membuat mereka utuh dan bahagia. Mereka merasa tidak bisa hidup tanpa pasangan mereka. Mereka tergantung secara emosional dengan pasangan mereka.
- Orang yang utuh memiliki konsep diri yang sehat --> Tidak rendah diri dan membenci diri sendiri. Setiap kita dikasihi dan berharga bagi Tuhan karena itu kita harus mengasihi diri kita sendiri. Jika kita tidak mengasihi diri kita sendiri, akan sangat sulit bagi kita untuk mengasihi orang lain, bahkan berhubungan dengan mereka dengan cara yang layak.
- Orang yang utuh memiliki iman yang teguh. Belajar tiap-tiap hari untuk menaati Tuhan dengan berkomitmen untuk menjalani standar-standarNya dalam hidup kita.
5. Anda siap untuk berpacaran saat Anda sudah belajar terlebih dahulu bagaimana hidup sendirian.
Kelajangan sejati adalah suatu tanda kedewasaan rohani dan emosi. Jika Anda bisa sendirian dan menikmatinya berarti Anda sudah menerima diri Anda sendiri. Seorang lajang sejati adalah seseorang yang utuh secara fisik, emosional, rohani dan intelektual, tanpa “tergantung” kepada siapa pun. Bukan berarti kita bisa hidup tanpa bantuan orang lain tapi kebahagiaan kita tidak tergantung dari orang lain. Para lajang yang berhasil adalah orang-orang yang menemukan identitas pribadi dan keutuhan dalam diri mereka dalam hubungan dengan Tuhan.
6. Anda seharusnya sibuk mempersiapkan diri Anda sendiri untuk siapapun yang Tuhan sedang persiapkan untuk Anda.
Pakailah kesempatan ini untuk mengejar pertumbuhan rohani dan hubungan yang dalam dengan Tuhan. Orang-orang yang sudah menikah harus membagi waktu dan perhatian mereka antara hal-hal yang bersifat rohani dengan tanggung jawab mereka dalam hidup pernikahan mereka. Jangan terburu-buru menjalin sebuah hubungan. Pastikan akar rohani Anda tertanam kuat didalam Tuhan sekarang, karena begitu Anda terlibat dalam hubungan serius dengan orang lain, waktu dan perhatian Anda akan terbagi antara orang tersebut serta pelayanan Anda kepada Tuhan. Pikirkanlah masa lajang sebagai suatu berkat dan kesempatan yang sempurna untuk mengembangkan karakter Anda.
7. Prioritas utama kita sebagai orang percaya adalah mencari Kerajaan Allah dan KebenaranNya.
Mencari kerajaan dan kebenaran Tuhan seperti berjalan sepanjang jalan menuju suatu tujuan tertentu, menjaga pandangan kita untuk fokus pada tujuan yang ada didepan kita. Selama kita berjalan dijalan yang ada didepan kita, bertumbuh dalam anugerah dan pengenalan akan Tuhan dan kebenaranNya, yang artinya kita tahu bagaimana hidup, bertindak dan berhubungan dengan cara yang benar dalam kehidupan. Pengetahuan ini datang melalui Firman Tuhan dan dari meluangkan waktu dalam hadiratNya.
Jika Anda harus mencari seseorang, seharusnya ia menuju ke arah yang sama dengan Anda, dan Anda berdua berada dijalan yang sama. Tetaplah di jalan Anda, pusatkan perhatian pada kerajaan Allah, dan cepat atau lambat, seseorang yang mempunyai pikiran dan hati yang sama akan mendekat kepada Anda.