Kamis, 08 Mei 2014

Senyum seorang istri :)

Udah lebih dr setahun blog ini ditelantarkan -.-. Pingin nge-blog lg tp sinyal internet di rumah "parah" bgd. Jdnya nge-blog dr hp dg tulisannya seadanya sj. Harap maklum :)

Cerita dibawah ini dikutip dr buku yg sedang sy baca "Sacred Influence". 

Ketika saya naik bus kota di bandara, saya berjumpa dengan seorang pria berusia 60 tahun yang mengatakan sesuatu yg sangat sederhana namun mengejutkan. 
Lysa : Semestinya orang senang melihat bus kota ini berhenti, karena itu berarti mereka akan pulang ke rumah
Sang pengemudi : (tertawa) Benar, semua org gembira melihat sy berhenti di pinggir jalan. Itulah sebabnya sy sangat menyukai pekerjaan sy. Org2 naik ke dalam bus dengan senyum lebar di bibir. Mereka telah sekian lama menunggu sy dan ketika akhirnya sy dtg, mereka bahagia sy berada di sini.
Sy kerap berharap memiliki kamera video utk merekam org2 ini, yg naik ke dlm bus sy dg wajah penuh senyum dan mengeluarkan kata2 "senang bertemu Anda". Sy akan senang jk istri sy menonton video seperti itu. Sy selalu mengharapkan istri sy memandang sy seperti itu sepulang sy dr kerja.

Sy yakin setiap pria yg msh bernapas pasti merasakan hal ini. Entah pengemudi bus kota, seorg Direktur Utama, seorg atlet kelas dunia atau seorg asisten manajer di sebuah supermarket,  akan sungguh berarti bagi hati seorg pria tatkala istri dan anak2nya tampak bahagia bertemu dgnnya.


Cerita di atas cukup menemplak sy. Kenapa? Sy juga tergolong istri yg dimaksudkan oleh pengemudi bus diatas. Waktu suami sy pulang kerja, sy jarang menyambutnya dg antusias n senyum yg merekah. Pasti suami sy yg heboh bgd manggil2 istrinya yg lg sibuk di dapur dg penuh semangat.

Sy harus terus belajar menjadi istri yg menghargai dan tunduk pd suami.

Dengan pandangan mata atau raut wajah seperti apa kita memandang suami kita? Ingatlah, Anda/Saya bukan satu2nya org yg memandang suami kita. Ketika suami merasa lebih dihargai/dihormati di tempat kerja dari pada di rumah, suatu situasi yg berbahaya akan meledak. Akhirnya, hatinya akan condong ke tempat dimana ia merasa dihargai.

Nb. Tulisan ini utk para istri, bukan berarti suami2 menggunakannya sbg pembenaran atas "kesalahan" yg terjadi


Rabu, 20 Maret 2013

Daaan jawabanku adalah... (Love Story Part II)

Berhubung bersambung banyak fans yang pada nanyain sambungan dari kisah cintaku maka dengan ini aku melanjutkan ceritaku..hehehehehe *pake gaya ababil :P* Oh iya, bagi yang belum membaca cerita sebelumnya, silahkan baca disini yaah.

 Setelah lulus kuliah dan pulang kerumah (Ambon), kami masih sms-an tapi aku sudah tidak terlalu memikirkan perasaanku karena sulit bagiku untuk memahami bagaimana kami akan bertemu lagi. Jadi aku lebih menikmati waktu-waktu bersama keluarga dan juga beberapa teman dekatku di Ambon. 

Sebulan dirumah, akhirnya Omku (adiknya papa) mengundangku untuk ke Jakarta. Setelah dipertimbangkan matang-matang sampe hangus dan minta masukan dari mama papa akhirnya aku berangkat ke Jakarta sekitar akhir Juni 2006. Nyampe Jakarta, nyari kerja, ngisi lamaran, menjalani tes dan interview disana sini. Pertama ke Jakarta langsung berasa pusing banged. Macet, debu dimana-mana n pake nyasar pula. Wkwkwkwkwkwk. Pengalaman yang tak terlupakan.

Bulan Agustus 2006 akhirnya aku bekerja di UI Depok. Waktu mulai bekerja, kami bisa lebih sering komunikasi lewat chatting :P. Bulan Oktober aku sempat ke Surabaya dan bertemu dengan teman-temanku termasuk suamiku. Tapi masih seperti yang dulu, kami ga pernah jalan berdua. Klo pun ketemuan selalu rame-rame.

Komunikasi kami semakin intens pada akhir tahun 2006. Aku menelpon untuk memberi semangat karena suamiku sedang menyelesaikan skripsinya waktu itu. Perasaanku waktu kembali ke Jakarta mulai tumbuh lagi tapi aku terus berdoa supaya tidak berlebihan dan terlalu berharap.

Awal tahun 2007 tepatnya tanggal 17 Januari, suamiku ngajak chatting (jadi ceritanya aku “ditembak” lewat IM, wkwkwkwk). Rencananya hari itu suamiku mau berangkat ke Bandung dan singgah ke Jakarta untuk melaksanakan “misinya” tapi karena ada suatu masalah sehingga rencananya dibatalkan.

Suamiku meminta supaya aku mendoakan apakah dia adalah pilihan yang tepat untukku dan memberikanku waktu untuk menjawabnya paling lama 2 tahun. Selain itu, suamiku juga mengingatkan bahwa klo jawabanku “iya” berarti aku akan bersedia untuk pindah ke Papua karena suamiku akan kembali dan membangun daerahnya. 

Waktu berlalu, kami agak menjaga jarak dan menguji perasaan masing-masing. Berdoa supaya Tuhan memberikan hikmat bagi kami untuk memutuskan bukan berdasarkan perasaan semata dan meminta pertimbangan dari orang tua juga sahabat-sahabat kami. 

Kami bertemu lagi waktu aku ke Surabaya bulan Mei 2007, kami sudah lebih dekat, masih malu-malu tetapi lebih santai dalam membangun komunikasi dan perasaan kami semakin bertumbuh.

Akhirnyaaaaaa setelah perjuangan panjang, suamiku lulus kuliah bulan Agustus 2007 *horeee*, aku diundang ke Surabaya untuk menghadiri wisudanya dan merencanakan untuk memberi jawaban "iya" kepada suamiku tanggal 1 September. Pasti pada nanya, kok lama banged jawabnya?? Hehehehehe. Bagiku menyelesaikan pendidikan adalah salah satu bentuk tanggung jawab anak-anak kepada orang tuanya. Klo seseorang tidak dapat bertanggungjawab sebagai seorang anak, bagaimana orang tersebut bisa bertanggung jawab sebagai seorang suami atau orang tua. 

Demikianlah akhir Episode I kisah cinta kami *lebay*. Kami percaya, apapun yang kami bangun didalam Kristus akan membawa “kebahagiaan” yaitu kemuliaan bagi nama Tuhan

Jumat, 15 Maret 2013

Hatimu yang harus diubah :)


Pernah ga mengalami saat-saat dimana keadaan sepertinya tidak sesuai dengan keinginanmu? Pasti semua orang pernah mengalaminya. Hari-hari ini gw sedang menghadapi orang-orang yang bikin emosi cepat memuncak, hati tidak damai, orang-orang yang dipenuhi iri hati dan hal-hal yang tidak menyenangkan lainnya seperti suka ngomongin kejelekan orang lain. Ini membuat gw harus lebih ekstra hati-hati, bukan hati-hati dijalan tapi hati-hati menjaga hati..hehehehehhe

Klo ga menjaga hati pasti gw akan terbawa arus iri hati, cepat esmosi, dendam,dls. Bayangin aja klo ampir semua orang disekeliling gw begitu, mau ga mau gw agak terpengaruh. Tapi dalam Ams 14 : 30 bilang à Hati yang tenang menyegarkan tubuh tetapi iri hati membusukan tulang. Disinilah tantangannya supaya gw bisa memberi dampak yang baik. Klo orang yang lain marah-marah, gw harus sabar. Yang lain menebar iri hati dan dendam, gw menebar kasih dan sukacita dan itu tidak mungkin dapat dilakukan klo hati gw juga dipenuhi dengan kebencian dan iri hati. Gw harus terus waspada dan menjaga hati, seperti kata Firman Tuhan dalam Amsal 4 : 23 Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan karena dari situlah terpancar kehidupan.

Awalnya gw bener-bener ga suka sama beberapa orang ini, bawaannya klo ketemu mereka itu udah sebel n kesel duluan, yang akhirnya ga mendatangkan damai sejahtera. Sejak gw berkomitmen untuk menjaga hati gw dan berdoa supaya Tuhan memberikan hati yang penuh kasih dan sukacita untuk menghadapi mereka, hati gw dipenuhi damai sejahtera.

Seperti status fb gw : jangan berharap agar “keadaan” segera berubah tetapi ubahlah dulu sikap hati kita dalam menghadapinya karena dalam keadaan yang buruk sekalipun, jika kita menghadapinya dengan sukacita akan terasa berbeda.

Mungkin tindakan mereka salah, tapi kita tidak boleh membenci apalagi menjauhi mereka (toh kita bukan Tuhan yang harus menghakimi manusia). Kita harus jadi teladan dalam segala hal. Menebarkan kasih dan sukacita dimanapun kita berada.

Rabu, 06 Maret 2013

Update Blog# Six Month Anniversary#

It’s now been half a year since we’ve been together & everyday with you have been simply amazing. Still  cannot believe it has only been half a year. Time really flies. These past sixth months have been the happiest of my life.

6 bulan sebenarnya bukan waktu yang lama juga tapi melewati 6 bulan pertama dalam sebuah pernikahan bukanlah hal yang cukup mudah buktinya ada akan rtis yang merit cuman 4 bulan. Kami bersyukur karena selama 6 bulan bersama, Tuhan menyatakan kebaikan-kebaikanNya dalam hidup kami.

Awal menikah saya tinggal dirumah, kerjaanya tiap hari masak, bersih-bersih rumah, nyuci, nyetrika dan semua pekerjaan rumah tangga lainnya. Ga gampang lho jadi ibu rumah tangga (semangat yah ibu-ibu). Selama ini saya bekerja dikantor jadi mengerjakan pekerjaan rumah tangga adalah sesuatu yang agak berat pada awalnya. Dengan berjalannya waktu, saya semakin menikmati pekerjaan sebagai ibu rumah tangga. Apalagi waktu suami saya pulang kerja dia selalu tersenyum manis ketika menikmati makanan atau melihat keadaan rumah yang bersih dan rapi. Pasti langsung ada ucapan yang keluar dari mulutnya : mau dipijit ga??? hehehehehe, capek-capek langsung hilang J.

Bulan Januari 2013, saya bekerja lagi dan jam kerjanya lebih panjang. Ini membuat saya harus beradaptasi lagi. Bukan hanya bekerja tapi juga harus mengurus rumah. Akhirnya kami melakukan pembagian tugas dirumah. Saya kebagian nyuci, nyetrika dan membersihkan rumah sedangkan suami saya kebagian tugas memasak dan cuci piring (suami saya doyan masak). Suami saya emang luar biasa, mau membantu saya mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Setelah bekerja kembali, pulang kantor berasanya capek banged n ga bisa ngapa-ngapain lagi selain mandi, makan dan tidur, namun setelah beberapa minggu semuanya sudah bisa kembali normal.

Saat-saat yang paling rentan untuk terjadinya konflik dalam rumah tangga kami yaitu pada saat saya mengalami PMS (emosinya membludak) atau pada saat kami sedang sama-sama capek. Klo lagi PMS, suami saya tertjintah akan sangat sangat sabar dengan saya dan lebih banyak ngalah. Nti klo PMSnya sudah berlalu, baru suami saya akan menegur atau mengingatkan saya. Ketika terjadi konflik, kami akan sesegera mungkin menyelesaikannya karena konflik akan membuat hati kami ga nyaman.

Setiap pagi kami membaca dan merenungkan Firman Tuhan serta berdoa bersama, membangun mezbah keluarga. Mumpung masih berdua, nti klo sudah ada buntutnya biar semakin gampang. Kami selalu diingatkan dan merasakan kekuatan dari Tuhan untuk menjalani hari-hari hidup kami dan juga doa-doa kami dijawab Tuhan dengan luar biasa. Setelah berkeluarga, kami juga diajar sama Tuhan untuk "menabur" kepada orang lain seperti hamba Tuhan, teman yang sakit ato kekurangan, keluarga, gereja dan pelayanan. Dan Tuhan menyatakan kebaikanNya dengan luar biasa bagi kami. Tuhan menyatakan bahwa semuanya adalah milik Tuhan dan Tuhan mampu memberkati hidup kami, jadi ga usah kuatir.

Pernah sekali waktu, klo ga salah 2 atau 3 bulan setelah pernikahan kami. Uang tabungan kami sudah menipis, ada beberapa pengeluaran yang tak terduga, dan kami berjanji untuk membantu ade kami yang masih kuliah. Saya belum bekerja waktu itu. Sebelum berangkat kerja kami berdoa bersama, menyerahkan kehidupan bahkan keuangan rumah tangga kami. Sejam berlalu dan saya ditelpon klo suami saya dapat berkat yang lumayan banyak. Dan Allah selalu menyatakan kebaikan-kebaikanNya. Tuhan memang luar biasa, menepati setiap janjiNya bagi anak-anakNya.

Sekian dulu update-an info dari saya..Ini ayat buat kalian-kalian :)

Mazmur 23 : 6  Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa.

Minggu, 02 Desember 2012

Ibu Rumah Tangga? Ah ga populer :D

Saat ini klo nanya anak-anak cewek, apa cita-citamu jika udah besar nanti, bisa dipastikan tidak ada yang menjawab ibu rumah tangga. Ibu rumah tangga sangat tidak populer saat ini dan juga bukan pilihan. Dijaman ini yang lebih populer adalah wanita karir, entah jadi dokter, model, manajer, sekretaris, dls

Suatu waktu, ada perbincangan antara aku dengan seorang Ibu
I  : Kerja apa kamu sekarang Well? 
A : Ga kerja, jadi ibu rumah tangga
I  : Kasian yah sekolah tinggi-tinggi kok malah jadi ibu rumah tangga

Hahahahaha, beneran pingin ketawa saat itu juga tapi ga enak aja. Pikirku, apa yang salah klo aku sekolah tinggi-tinggi dan jadi ibu rumah tangga? Memang rencananya aku akan bekerja lagi tapi aku menikmati setiap proses yang terjadi. Mengurus rumah, suami, memasak, dls adalah hal yang tidak mudah untukku, apalagi memasak tapi aku senang banged melakukannya. Dan semua ilmu yang kudapat di sekolah bisa digunakan untuk mendidik anak-anakku supaya jadi anak yang berguna dan tentunya jadi anak yang memuliakan Tuhan. Aku ga setuju klo dibilang ibu rumah tangga itu pekerjaan yang ecek-ecek, susah tau jadi ibu rumah tangga. Pekerjaan dikantor bisa aja langsung selesai tapi dirumah, pasti ada aja pekerjaan yang harus dilakukan. Jadi salut banged sama ibu-ibu rumah tangga apalagi yang punya anak dan mengatasi semuanya sendirian :)

Memasak untuk seluruh anggota keluarga : klo masak sendiri, kita bisa tau apa yang ada dalam makanan yang kita makan, air yang mana yang dipake, pake MSG apa enggak, sayurnya dicuci bersih apa enggak, dls. Intinya, makanannya terjamin bersih dan sehat terutama untuk anak-anak kita. 
Mendidik anak : jaman ini jaman edan. Anak yang udah kita ajar baik-baik aja bisa membangkang apalagi yang ga diajari. Pengaruh buruk dari lingkungan sekitar, sekolah, tontonan, internet akan sangat mempengaruhi anak-anak kita, karena itu keluarga harus berfungsi agar pengaruh keluarga tetap dapat menjaga anak-anak kita berada di jalan yang benar. 

Aku bersyukur punya teladan yang bisa dicontoh seperti Lia, Shinta, Kak Martha yang dengan sukacita dan penuh kasih melayani keluarganya masing-masing. Dengan sukacita dan penuh kasih lho yah, bukan keluhan dan omelan :)

Pekerjaan apa saja yang diberikan kepadamu, hendaklah kalian mengerjakannya dengan sepenuh hati, seolah-olah Tuhanlah yang kalian layani, dan bukan hanya manusia. BIS Kol 3 : 23
Jadi mo ngepel, nyuci, nyetrika, masak atau tugas apapun itu, lakukan sepenuh hati seperti untuk Tuhan. Suami senang dan Tuhan dimuliakan.

Only by His Grace - Wedding Day

Menikah bukan sekedar pemberkatan, pesta atau tandatangan catatan sipil supaya kelihatan resmi baik dihadapan Tuhan maupun negara. Bukan juga tentang cinta seperti dalam film atau drama romantis "dan mereka berbahagia selamanya" (happy ending). Tapi pernikahan ada dalam rencana Allah karena itulah Allah memberkati Adam dan Hawa. Bila berjalan sesuai dengan tujuan yang Tuhan tetapkan, keluarga pasti bahagia seutuhnya.

Hanya karena anugerah dan kasih Tuhan yang luar biasa dalam hidup kami, kami dapat memasuki rumah tangga yang baru dengan bangga karena kami telah melalui satu fase dalam hidup kami dan bisa taat untuk melakukan kehendak Tuhan yaitu menjaga kekudusan kami selama pacaran. Dan kami tak pernah menyesal karena setelah menikah, kami sangat menikmati hubungan kami termasuk didalamnya seks. Jadi buat yang belum menikah, sabar sampai waktunya, Tuhan akan memberkati anak-anakNya yang taat kepadaNya seperti yang tertulis dalam Mazmur 128.
Berbahagialah setiap orang yang takut akan TUHAN, yang hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya! Apabila engkau memakan hasil jerih payah tanganmu, berbahagialah engkau dan baiklah keadaanmu! Isterimu akan menjadi seperti pohon anggur yang subur di dalam rumahmu; anak-anakmu seperti tunas pohon zaitun sekeliling mejamu! Sesungguhnya demikianlah akan diberkati orang laki-laki yang takut akan TUHAN. Kiranya TUHAN memberkati engkau dari Sion, supaya engkau melihat kebahagiaan Yerusalem seumur hidupmu, dan melihat anak-anak dari anak-anakmu! Damai sejahtera atas Israel


Ini beberapa foto-foto pada waktu pemberkatan dan resepsi pernikahan kami. Check this out :)



waktu aku dijemput dari rumah
waktu pemberkatan

Resepsi
our friend's
Kami mengurus semua persiapan pernikahan kami sendiri. Semakin mendekati hari-H jadinya semakin deg-degan, sampe kurang makan n tidur, takutnya ada yang kurang (hahahaha). Tapi pas hari H, kami malah lebih plong. Apapun yang terjadi hari ini kami serahkan sama Tuhan dan kami percaya kehendak Tuhan yang jadi.

Kami menyaksikan kebaikan dan mujizat Tuhan selama mempersiapkan pernikahan kami. Tuhan cukupkan setiap dana yang kami butuhkan padahal pernikahan kami over budget (semua mahal banged disini). Banyak biaya tak terduga tapi secara ajaib juga Tuhan kirimkan orang-orang yang luar biasa. Ada yang langsung ngasih angpao 3 juta pas kami antar undangan karena mereka ga bisa hadir dipernikahan kami, ada yang bersedia meminjamkan mobil tanpa dipungut biaya sepeser pun selama lebih dari seminggu (makasih keluarga Tambun :D), ada beberapa teman yang bersedia membantu pas hari-H (makasih Elky, Etin, Anta), saudara-saudaraku dari Jakarta, Jogja, Ambon dan juga Flores datang semua. Lengkap :) Tuhan cukupkan tiket pesawat mereka yang muaahal itu :P. Pokoknya Tuhan Yesus baik banged.

Tuhan Yesus tetap setia dulu, sekarang dan selamanya. Kami percaya, kami akan terus melihat kebaikan Tuhan dalam hidup dan keluarga kami.

Tuhan Yesus memberkati

Jumat, 30 November 2012

Gimana rasanya jadi isteri??

Pertanyaan yang sering kudengar setelah menikah adalah "gimana rasanya jadi istri" ato "gimana rasanya setelah menikah"? Dan aku selalu bingung bagaimana atau apa jawaban yang tepat dari pertanyaan-pertanyaan itu..

Menjadi isteri dan ibu rumah tangga itu punya tantangan tersendiri. Sebelum menikah biasanya lebih memikirkan diri sendiri tapi setelah menikah harus memikirkan pasangan kita. Mungkin bagi yang single terasa agak berat tapi apabila dilakukan dengan sukacita dan penuh cinta, pasti sangat menyenangkan. Aku menikmati masa-masa ini. Memang kami telah lama banged saling kenal tapi penyesuaian tetap ada, kami dibesarkan dalam keluarga dan budaya yang berbeda jadi dibutuhkan penyesuaian. Biasanya pasangan-pasangan sering bertengkar karena masalah penyesuaian. Contohnya nih, aku orangnya rapi dan teratur. Semua barang yang diambil harus dikembalikan ke tempatnya lagi, sayangnya suamiku tidak. Ngambil barang trus digeletakin aja setelah dipake :D Tapi aku bersyukur punya suami yang fleksibel dan mau belajar. Apapun yang tidak sesuai dengan keinginanku, pasti diomongin baik-baik dengan alasan dan juga akibat yang ditimbulkan dan suamiku dengan penuh sukacita akan melakukan kesepakatan yang kita ambil bersama.

Bagiku pekerjaan yang terberat adalah menjadi ibu rumah tangga, hahahahaha.. Makanya salut banged sama ibu-ibu rumah tangga yang mengurus rumah & juga anaknya seorang diri tanpa pembantu. Awal-awal menikah, agak melelahkan sampe sempat ngeluh-ngeluh sama suami *dasarwelly*. Bersyukur selalu di dukung, diberi semangat bahkan pijitan klo aku capek, wkwkwkwkwk. Setelah menemukan ritme yang tepat, aku mulai menikmati melakukan semua pekerjaan rumah tangga bahkan memasak (yang tidak pernah aku lakukan dan tidak suka kulakukan). Apalagi lihat senyum suamiku klo pulang kantor, semua capekku terbayar, digantikan dengan sukacita :) Rumah dalam keadaan bersih serta makanan tersedia. 
Capcay
Buncis pake bakso
Hari sabtu dan minggu biasanya aku libur masak karena suamiku akan memasak bagi kami (suamiku pintar masak *bangga*) jadi aku bisa leha-leha..hehehehehe

Mezbah Keluarga. Setelah menikah kami punya mezbah keluarga, berdoa dan merenungkan Firman Tuhan bersama. Itu yang selalu menjadi kekuatan bagi kami untuk menjalani hari-hari hidup kami, saling mendukung dan menguatkan satu dengan yang lain. 
Salah satu kesukaan kami berdua pada saat melakukan perjalanan dengan sepeda motor adalah memuji dan menyembah Tuhan. Jadi sambil duduk diatas sepeda motor, kami bernyanyi disepanjang perjalanan kami, kami dikasih kekuatan baru sama Tuhan bahkan merasakan kasih Tuhan yang luar biasa dalam hidup kami.

Maz 112 : 1-3 Haleluya! Berbahagialah orang yang takut akan TUHAN, yang sangat suka kepada segala perintah-Nya. Anak cucunya akan perkasa di bumi; angkatan orang benar akan diberkati. Harta dan kekayaan ada dalam rumahnya, kebajikannya tetap untuk selamanya

Aku masih jauh banged dengan istri yang digambarkan dalam Amsal 31 tapi aku mau terus berproses menjadi semakin indah dimataNya. Perjalanan masih panjang, bersama Tuhan Yesus setiap musim dalam hidup akan kami lalui bersama dengan penuh sukacita untuk memuliakan nama Tuhan.