Bertemu pertama kali tanggal 4
Oktober 2002 dikosanku, Siwalankerto Timur 1 No 11e Surabaya, waktu ulang tahun.temen
kosku. Kami sama-sama mahasiswa baru di Universitas Kristen Petra Surabaya,
sama-sama penerima beasiswa KTI (Kawasan Timur Indonesia-kuliah gratis, ga pake
bayar :P), aku dari Ambon, suamiku dari Papua. Kami sama-sama berjemaat dan
pelayanan di gereja Mawar Sharon, suamiku pemain gitar sedangkan aku penari
tamborin. Kami juga pelayanan di kampus. Suamiku di PELMA (Pelayanan Mahasiswa)
sedangkan aku sebagai ASTOR (Asisten Tutorial Etika) untuk para mahasiswa baru.
Dengan begitu banyak kegiatan dan kuliah, kami jarang bertemu karena beda
jurusan dan beda pelayanan. Paling klo ketemu hanya sekedar say hello aja.
Seiring berjalannya waktu. Kami lebih
saling mengenal, kumpul rame-rame untuk rayain ulang tahun,
sharing-sharing, dls. Pernah, ga sengaja ketemu di kosan temenku dan berakhir dengan sharing berdua, klo ga salah 2x. Tapi gara-gara insiden "sering sms-an", kami digangguin sama teman-teman kami. Hal itu membuat kami agak menjaga jarak,
takut mempengaruhi hati kami. Kami masih ingin fokus kuliah dan pelayanan saja.
Kami cukup dekat tapi tetap menjaga jarak. Menjelang akhir-akhir masa-masa kuliahku, sepertinya aku punya "perasaan khusus" padanya, tapi aku ga pernah menyatakannya.
Aku lulus kuliah duluan pada Maret 2006
dan memutuskan untuk kembali ke Ambon pada Mei 2006. Teman-teman dan
sahabat-sahabatku berkumpul di kosku, menyampaikan kata-kata perpisahan dan
mengantarku ke bandara. Anehnya, suamiku tidak muncul dikosanku bahkan di
bandara. Agak kecewa sih, ”kok menyampaikan salam perpisahan aja ga bisa” -gara-gara
takut digangguin sama teman-teman kami-. Salah satu sahabat kami merekam
pesanku untuk suamiku, lebih tepatnya amarahku dan menyampaikan padanya. Telepon
dan sms darinya selama beberapa hari kuabaikan. Hahahahahaha. Setelah semua berlalu,
aku baru tau ternyata suamiku ga berani menyampaikan salam perpisahan karena
takut nangis liat aku pergi..hahahahaha (muka Rambo hati Rinto :P). Gara-gara
aku marah, suamiku yang biasa periang jadinya murung banged seharian, sampe ga
pingin makan *ajaib banged, biasanya nafsu makannya segede gunung :D*.
Klo ingat masa ini ternyata
aku juga pernah melalui masa-masa galau. hahahahaha . Begitulah, kadang cewek suka galau. Ga suka menunggu, sukanya terburu-buru dan suka salah menafsirkan perlakuan baik cowok. Apa-apa dinilai pake perasaan, bukan pake otak :P. Sekalipun melewati
masa-masa galau karena bingung sama perlakuan cowok yang seakan-akan manis
banged, yang nunjukin klo dia kayanya suka tapi kok ga nembak-nembak, yang sms-sms
mulu tapi klo ketemu kok kayanya biasa-biasa aja, aku bersyukur karena aku
punya komunitas yang sehat, bersyukur karena mengambil keputusan untuk tidak
pacaran dulu, untuk menjaga hati, untuk terus setia sama Tuhan, untuk melayani
Tuhan, tidak terburu-buru dan menguji segala sesuatu... (to be continue)