Selasa, 20 Maret 2012

Langit biru pagi ini :)

Sudah beberapa hari belakangan ini langit selalu kelabu, hujan kadang turun membasahi bumi dan angin bertiup kencang. Gemuruh angin biasanya terdengar jelas dari lantai 4 tempatku bekerja. Stasiun-stasiun tv memberitakan tentang rumah rusak dan pohon tumbang karena cuaca yang cukup ekstrim ini.

Namun pagi ini berbeda dengan hari-hari kemarin. Langkah kakiku menuju kantor disambut oleh hangatnya mentari pagi, langit biru dan awan yang seputih salju. Ahhhh, hatiku meluap dengan sukacita dan ucapan syukur.

Langit hari ini mengingatkanku, seburuk apapun badai kehidupan yang kualami, akan selalu ada sinar mentari pengharapan yang cerah dalam hidupku. Mungkin ada hari-hari yang berat dalam hidupku, hari yang menurutku buruk tapi itu hanya hari bukan hidupku. Selalu ada harapan didalam Tuhan..

Makasih Tuhan buat langit biru pagi ini, aku beryukur dan bersukacita karenaMu..

TUHAN, betapa banyaknya karya-Mu bagi kami, ya TUHAN Allahku, Engkau tak ada taranya! Banyaklah rencana-Mu yang menakjubkan bagi kami, tak mungkin diceritakan semuanya. Mazmur 40:5 BIS

Jumat, 09 Maret 2012

Tujuan pacaran itu apa sih??

Melanjutkan postinganku sebelumnya disini yang berjudul "udah siap pacaran belom yah??", aku ingin share juga mengenai tujuan pacaran itu sendiri. Ngapain sih musti pacaran?? Tulisan ini juga berasal dari bukunya Myles Munroe yang judulnya Waiting n Dating..

Tujuan berpacaran yaitu membangun persahabatan. Persahabatan sejati adalah hubungan yang kuat dan merupakan salah satu bahan dasar untuk pernikahan yang berhasil. Persahabatan tidak berkembang sepenuhnya dalam semalam, diperlukan waktu untuk bertumbuh dan dewasa. Ya, setiap kita membutuhkan waktu untuk mengenali diri sendiri dan juga orang lain. Kita tidak dapat menyimpulkan perilaku seseorang hanya dengan melihat tindakannya sekali saja tapi kita harus tau alasan apa dibalik tingkah laku orang tersebut. Semakin terbuka kita terhadap orang lain maka orang lain dapat melihat diri kita dan memberi masukan supaya bisa berubah.

Hubungan-hubungan jangka panjang yang berhasil dan paling kuat didasarkan pada persahabatan. Suatu hubungan yang termotivasi oleh kebutuhan, merusak persahabatan karena pada dasarnya hubungan ini berpusat pada diri sendiri. Seseorang yang sedang membutuhkan “sesuatu” akan memasuki suatu hubungan dengan berusaha terutama untuk memenuhi kebutuhan ini, bukan berusaha memenuhi kebutuhan orang lain atau membangun karakternya.

Sadar atau tidak, orang-orang memanfaatkan persahabatan sebagai kesempatan untuk mengambil keuntungan sendiri. Persahabatan sejati harus didasari oleh kasih Tuhan. Saat kita lahir baru dan mengenal Tuhan, roh kitalah yang diperbaharui, bukan pikiran atau tubuh kita. Tantangan yang kita hadapi adalah belajar bagaimana mengendalikan diri dengan roh yang baru yang tinggal dalam pikiran dan tubuh kita yang lama. Kita harus belajar dan bertumbuh dalam pengenalan akan Tuhan serta berperilaku sebagai anak-anak Tuhan.

Roh kita yang telah diperbaharui mengingatkan kita, sementara pikiran dan tubuh kita memberitahukan sesuatu yang lain.

Itulah sebabnya kita harus belajar, seperti yang ditulis Paulus untuk “berubahlah oleh pembaharuan budimu” Roma 12:2b, dan “menawan segala pikiran dan menaklukannya pada Kristus” 2 Kor 10:5b.

Sifat dasar manusia adalah tertarik pertama dan terutama pada dirinya sendiri, egois. Memusatkan perhatian kepada orang lain adalah salah satu prinsip dari persahabatan. Tujuan kita menjadi sahabat seharusnya untuk mendorong, membangun dan membantu pembentukan karakter sahabat-sahabat kita, sekaligus menolong mereka mencapai impian-impian mereka.

Dalam buku ini, dijelaskan ada 4 tingkat dalam persahabatan :
  1. Kenalan : bertemu dengan orang-orang yang belum pernah kita temui sebelumnya, pertemuan-pertemuan ilahi
  2. Teman biasa : memiliki daya tarik, aktivitas, kepedulian dan minta yang sama
  3. Sahabat : memberi saran, pertolongan secara pribadi dan memperhatikan kesejahteraan satu sama lain
  4. Sahabat karib : berkomitmen pada perkembangan karakter masing-masing.
Tingkat tertinggi adalah sahabat karib, dimana sahabat-sahabat terlibat berkomitmen pada perkembangan karakter masing-masing. Keintiman roh dan pikiran bukan tubuh. Komitmen untuk memperbaiki diri. Mereka tidak takut berkata : jangan lakukan itu, karena itu tidak baik bagimu. Berkomitmen saling membantu untuk hidup dan berjalan dalam kehendak dan maksud Tuhan serta mengembangkan karakter ilahi.

Satu karakteristik dari keintiman sejati adalah kemampuan untuk memberi dan menerima perbaikan dengan rela dan rasa terima kasih. Sahabat-sahabat karib mengasihi satu dengan yang lain sehingga mereka tidak bisa membiarkan dosa dan kesalahan tidak diperbaiki. Mereka saling menghormati dan mempercayai satu sama lain sehingga mereka dapat menerima perbaikan tanpa merasa marah atau curiga. Persahabatan yang karib memikul tanggung jawab yang saling menguntungkan untuk bersikap jujur dan terbuka tapi bijaksana. Kenalilah siapa pasanganmu dengan menjadi sahabatnya.

Tuhan menempatkan orang-orang “dijalur” kita dan kita “dijalur” mereka supaya kita dapat menjadi berkat bagi satu sama lain. Mendoakan teman-teman kita adalah sesuatu yang penting dan berarti yang setiap kita dapat lakukan.