Jumat, 28 Oktober 2011

Belajar dari Abraham

Postingan ini berisi poin-poin dari khotbah yang kudengar di gereja beberapa bulan lalu. Karena khotbahnya memberkatiku maka ingin ku-share juga nih :)

Judul khotbahnya : Menerima Pilihan Mengambil Kesempatan

Dari banyak pilihan yang diperhadapkan dalam hidupnya, ini adalah 3 pilihan dari berbagai macam pilihan yang dihadapi Abraham :

1. Berdiam dalam kenyamanan hidup atau berjalan dalam ketidakpastian hidup yang berujung pada menjadi berkat bagi sesama.

Seperti kita tahu, Abraham memilih untuk meninggalkan rumah dan semua kenyamanannya di Haran untuk taat kepada perintah Allah. Ia tidak tau kemana ia akan pergi tapi Ia taat kepada Tuhan. Dia menyerahkan semua kenyamanan hidupnya dan tunduk kepada Allah. Meninggalkan sanak saudara dan juga rumahnya.

Dalam Kejadian 12 : 1 dinyatakan Berfirmanlah TUHAN kepada Abram: "Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu;

Ibrani 11 : 8 Karena iman Abraham taat, ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan diterimanya menjadi milik pusakanya, lalu ia berangkat dengan tidak mengetahui tempat yang ia tujui.

Aku beberapa kali harus meninggalkan tempat tinggalku dan pindah ke daerah yang baru. Pertama pindah dari Ambon (17tahun disini) ke Surabaya (4tahun) dan ke Depok (sampe saat ini udah 5tahun). Pindah itu tak menyenangkan. Berpisah dengan orang-orang yang selama ini selalu bersama dan mendukung kita ke tempat yang baru dan tak tau apa yang akan terjadi nanti apalagi tanpa tau mau kemana!!!! *Gile aje*. Begitu dengar cerita tentang Abraham ini aku langsung membatin, luar biasa Abraham ini. Ngebayangin seseorang pergi tanpa tau harus kemana, itu merupakan penyerahan hidup yang luar biasa.

Abraham diberikan pilihan dalam hidupnya. Menaati Tuhan atau tidak. Mempercayai Allah dan memenuhi panggilanNya atau tidak. Ya, Allah telah berjanji tapi apakah saat itu Abraham telah melihat janji itu?? Belum. Janjinya tersedia tapi butuh kesediaan kita untuk mempercayai janji itu dan melangkah dalam ketaatan.

Kitapun seperti Abraham, Tuhan telah menyediakan janji bagi setiap kita tapi pertanyaannya apakah kita mau taat kepada Tuhan?? Mengikut Tuhan sekalipun kita berada dalam padang gurun, dalam jalan panjang yang seakan ga ada ujungnya, di lautan luas yang tak kelihatan satu pulau pun?? Susah banged!!! Kita semua mau kepastian, tapi berkat Tuhan disediakan bagi mereka yang mau taat. Pilihan ada ditangan kita

2. Tenggelam dalam reruntuhan keputusasaan atau merambat dalam pengharapan akan kesanggupan kemustahilan.

Menunggu, sesuatu yang membosankan. Yang nunggu pesawat delay 4 jam aja, aku berasa lumutan. Udah duduk dengan segala macam gaya, udah main hp sampe lowbat, udah foto-foto sampe ga ada yang bisa difoto juga, ngobrol sama orang baru sampe kehabisan bahan obrolan tapi pesawatnya ga nongol2 juga. Asli beteee banged :( *kok jadi curhat yah*

Bisa ngebayangin ga sih klo menanti selama 25 tahun tapi belom ada jawaban juga bahkan yang ada itu kenyataan yang bertolak belakang dengan janji itu sendiri?? Tuhan berjanji kepada Abraham bahwa keturunannya akan seperti bintang dilangit dan pasir dilaut tapi kenyataannya?? Sara isterinya sudah mati haid (menopause).

Apakah Abraham pernah mempertanyakan janji Tuhan?? Pasti. Dia masih manusia. Dalam Kejadian 15 diceritakan bahwa Abraham bertanya kepada Tuhan tentang janji Tuhan kepadanya

ayat 2 Abram menjawab: "Ya Tuhan ALLAH, apakah yang akan Engkau berikan kepadaku, karena aku akan meninggal dengan tidak mempunyai anak, dan yang akan mewarisi rumahku ialah Eliezer, orang Damsyik itu."

ayat 5 Lalu TUHAN membawa Abram ke luar serta berfirman: "Coba lihat ke langit, hitunglah bintang-bintang, jika engkau dapat menghitungnya." Maka firman-Nya kepadanya: "Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu."

ayat 6 Lalu percayalah Abram kepada TUHAN, maka TUHAN memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran.
Abraham memilih percaya kepada Tuhan bukan kepada kenyataan yang ada dihadapannya. Dia tidak putus asa dan hancur dalam keputusasaannya tetapi memilih untuk percaya kepada Tuhan. Seperti Abraham, jangan pernah menyerah, putus asa dan mundur karena kita tidak tau apa yang akan Tuhan sediakan bagi kita

3. Mundur teratur dari panggilan hidup atau tetap bertahan dalam iman akan integritas karakter Allah ditengah-tengah pahit getirnya kehidupan.

Akhirnya setelah 25 tahun menanti, janji Allah digenapi dalam diri Ishak. Bisa dibayangkan ga sih perasaan Abraham pada saat lahirnya Ishak. Pasti bahagia banged, sukacita banged. Bayangin aja jika setelah bertahun-tahun penantian akhirnya lahirlah seorang bayi dalam sebuah keluarga. Pasti Abraham dan Sara sangat mengasihi Ishak, Ishak sangat berharga bagi mereka. Tapi coba baca apa yang diperintahkan Allah kepada Abraham dalam Kej 22 : 2 Firman-Nya:

"Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu."
Ketika rumah kami satu2nya diijinkan Tuhan untuk terbakar dan dijarah saja, rasanya ga rela banged. Aku bertanya berkali2 sama Tuhan, mengapa Tuhan?? Apalagi klo aku disuruh mempersembahkan anakku sendiri. Is that make sense??

Tapi lihat apa yang Abraham lakukan??

Dalam Ibrani 11 : 17 dinyatakan karena iman maka Abraham, tatkala ia dicobai, mempersembahkan Ishak. Ia, yang telah menerima janji itu, rela mempersembahkan anaknya yang tunggal

Selanjutnya dalam Yak 2 : 21. Bukankah Abraham, bapa kita, dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya, ketika ia mempersembahkan Ishak, anaknya, di atas mezbah? 22. Kamu lihat, bahwa iman bekerjasama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna.

Iman Abraham tak tergoyahkan, Dia mempercayai integritas Allah. Allah yang akan menggenapi setiap janjiNya sesuai dengan kehendakNya.

Apakah iman Abraham yang luar biasa terjadi begitu saja?? Menurutku sih TIDAK. Proses penantian selama 25 tahun itulah yang mengerjakannya. Hari-hari yang dilaluinya bersama Tuhan selama 25 tahun itulah membuatnya memiliki iman yang luar biasa.

Kamis, 20 Oktober 2011

Thanksgiving Thursday : Enjoy My Job

Beberapa hari ini cukup capek menghadapi kerjaan. Punggung dan leher sakit semua karena seharian duduk didepan komputer, mata mulai kriyep-kriyep karena menatap angka-angka dari pagi sampai sore hari. Biasanya kerjaanku ga sebanyak beberapa minggu belakangan ini.
Ketika capek datang, satu hal yang aku lakukan aku mau bersyukur sama Tuhan. Memang capeknya ga langsung hilang, tapi ada sukacita yang Tuhan berikan bagiku.

Aku bersyukur karena :
1. setiap hari aku hanya perlu berjalan kaki 20 menit kekantor (itung-itung olahraga), melewati danau dan pohon2. Mendengar kicauan burung dan menikmati sinar matahari di pagi hari. Ga pernah mengalami kemacetan jadi ga pernah streeees seperti kebanyakan orang yang tinggal di Jakarta dan Depok :D
Danau yang kulewati tiap hari dan kantorku

2. selain bekerja aku masih punya banyak waktu untuk melayani Tuhan dan melakukan hobiku seperti baca buku, nonton film korea dan tentunya jalan-jalan sama teman-temanku.
3. kerjaanku ga bikin setreees2 amat, aku menikmati setiap proses yang dilalui
4. teman2 kerja yang gokil abieeeees. Tiap hari ketawa melulu ngeliat tingkah orang-orang aneh ini heeheheheheh..

Terima kasih Tuhan untuk anugerahmu yang melimpah dalam hidupku.
Tulisan ini juga untuk berpartisipasi dalam Thanksgiving Thursday di blognya Shinta. Langsung aja kunjungi blognya disini klo mau ikutan juga :)

Senin, 17 Oktober 2011

Brilliant Minds, dari Papua

Tulisan ini diambil dari http://www.yohanessurya.com. Cuma pingin share aja, klo ternyata semua ada jalan bila ada kemauan. Jangan pernah menyerah dan terus maju :)

--------------------------------------------------------------------------------------

Banyak anak-anak genius Indonesia justru datang dari daerah yang seringkali kita anggap sebagai daerah tertinggal, Papua. Ternyata dalam melahirkan manusia-manusia genius, mereka sama sekali tidak tertinggal.

Bahkan disana banyak anak-anak yang kecerdasannya tidak akan tertandingi oleh kebanyakan anak-anak paling cerdas di daerah-daerah lainnya. Anak-anak genius itu adalah George Saa, Anike Bowaire, Andrey Awoitauw, Rudolf Surya Bonay, Jane Ansanay, Zacharias Viktor Kareth,dan masih banyak lainnya.

Brilliant Minds, dari Papua

George Saa, adalah pemenang “First Step to Nobel Prize in Physics” 2004, dan hanya anak-anak paling cerdas di seluruh dunia, para genius muda calon-calon peraih Nobel yang mampu meraihnya.

Hasil penelitiannya yang berjudul “Infinite Triangle and Hexagonal Lattice Networks of Identical Resistor” mengalahkan ratusan karya terbaik yang dikirim peserta-peserta dari 73 negara di dunia. Setiap karya yang masuk akan dinilai 30 ahli-ahli fisika dari 25 negara. Dan juri memutuskan pemenangnya adalah George Saa, dari Indonesia.

Hebatnya, George (Oge) bisa mempunyai pemikiran yang sejauh itu dariPapua. Kita tahu disana fasilitasnya, buku-buku, alat-alat laboratorium, apalagi internet, semua begitu terbatas. Bahkan Oge kadang juga terpaksa tidak bersekolah karena tak punya ongkos, atau harus membantu ayahnya di ladang. Sesuatu yang tentu saja akan membuatnya menangis berjam-jam. Belum lagi buku yang seringkali tidak bisa terbeli.

Ada satu hal yang heroik yang bisa kita pelajari dari sini, bahkan oleh tokoh-tokoh besar dan pejabat di Jakarta. Kalau kemauan kita cukup kuat, tidak akan ada lagi yang tidak mungkin. Tidak akan ada apapun yang bisa menghalangi seseorang dengan kemauan yang cukup besar.
Dan uang, adalah masalah omong kosong. Kalau anda membaca buku di perpustakaan, gratis tanpa biaya, dan anda membacanya seperti orang gila dari pagi sampai malam, tidak akan ada yang bisa mengalahkan anda, bahkan di seluruh dunia.

"Uang bukan segala-galanya untuk maju.
Selalu ada jalan untuk menimba ilmu."
--- George Saa ---

Dan George beruntung karena akhirnya dia mendapat bimbingan dari seorang profesor terbaik di Indonesia, Prof. Yohanes Surya. Dengan bimbingan yang unggul, terbukti setiap anak Indonesia, semuanya, bisa jadi yang terunggul.
Di tahun 2005, gadis cilik Anike Bowaire dari SMU Negeri 1 Serui, Papua,gantian meraih “The First Step to Nobel Prize in Physics” di Warsawa, Polandia. Makalahnya yang berjudul berjudul “Chaos in an Accelerated Rotating Horizontal Spring” dianggap sangat kreatif dan original.

Seorang anak SMU yang mengenal Teori Chaos (keteraturan dalam chaos) sebenarnya nyaris adalah sebuah keajaiban. Tapi seorang anak SMU yang bisa menciptakan teori sendiri tentang Chaos, adalah sesuatu yang nyaris mustahil. Tapi itulah keajaiban besar yang datang dariPapua.
Anike sudah membuat harum nama Indonesia, padahal umurnya pun belum 20 tahun. Karena senangnya belajar, Anike bisa membaca dan belajar dari pagi buta sampai tengah malam. Orang-orang mungkin akan bertanya, ”kenapa?”.
Jawabannya sederhana. Karena ia senang dengan fisika, dan dunia fisika. Baginya, fisika adalah keajaiban.

Setiap benda-benda dan pergerakan segala sesuatu di alam semesta, dari quark sampai galaksi, adalah keajaiban, teka-teki dari Tuhan Yang Maha Baik. Setiap fenomenanya, dari cahaya, gravitasi, sampai Lubang Hitam di pusat tata-surya adalah tantangan yang seru untuk dipecahkan.
Teka-teki yang kadang-kadang bisa dipecahkan dengan jawaban yang kreatif dan paling sederhana.

“Kesenangan yang lain adalah setelah saya dapat emas, kawan-kawan di Papua yang sebelumnya selalu tertawa melihat saya setiap sore ikut les bahasa Inggris kini mulai rajin belajar.”
---Anike Bowaire, 20 tahun, keteladanan---

Banyak lagi anak-anak Papua yang memiliki prestasi spektakuler. Rudolf Surya Bonay Andrey Awoitauw (20 tahun, lahir 7 Desember 1988), adalah pemenang “The First Step to Nobel Prize in Chemistry” di tahun 2006 danmendapat medali emas Olimpiade Sains Nasional (2005) mengalahkan Ivan Kristanto, juara dunia dari Jakarta.
Ada juga Jane Ansanay danZacharias Viktor Kareth yang akan mengikuti Olimpiade Fisika Asia di Vietnam. Indonesia benar-benar dianugerahi Tuhan begitu banyak anak-anak cemerlang. Mereka tersebar di seluruh penjuru Indonesia bahkan sampai ke pelosok-pelosok terpencil.

Rabu, 12 Oktober 2011

Lady in Waiting Chapter 9 Wanita yang Penuh Keyakinan (Part II)

Mari kita lanjutkan part II, part I-nya disini yah

Menghindari Orang-orang bodoh

"Seorang bodoh" adalah seorang pria yang penampilan luarnya (fisik, sosial dan rohani) hanyalah sebuah pertunjukan. Sulit membedakan siapa dirinya yang sebenarnya karena “kostum dan make-up” yang dipakainya. "Seorang bodoh" adalah lawan dari Boas. Standar dan keyakinanmu akan menolongmu mengenali perbedaannya.

Sebelum menerima kencan, kita harus menguji motivasi kita (dijabarkan dibab mengenai rasa puas disini) dan menetapkan hati dan pikiran kita pada kebenaran Alkitab terhadap gaya kencan hollywood. Apakah Anda pergi keluar dengan pria ini karena Anda belum berkencan selama setahun? Apakah keluar dengan seorang bodoh lebih baik daripada tidak berkencan sama sekali? Beberapa wanita menyerah dan tidak berpegang pada keyakinan Alkitab agar bisa mendapatkan satu kencan dengan pria tertentu. Banyak wanita lajang yang menjadi tawanan sindrom kencan dunia. Mereka menyamakan harga diri mereka dengan kencan yang mereka lakukan.

Apakah Anda pernah berkencan dengan orang Bodoh? Jika jawaban Anda ya, Anda mungkin perlu mengembangkan suatu standar ideal yang lebih tinggi, standar –standar Allah.

Seorang lulusan Auburun University meninggalkan sekolah dengan tidak hanya ijazah tetapi juga daftar spesifik kualitas yang ia cari dalam teman hidup masa depannya :

  • Yesus nomor satu dalam kehidupannya, bukan sekedar hiasan (Markus 12:30) à bukan KTP doang (Kristen Tanpa Pertobatan)
  • Orang Kristen yang dikendalikan oleh Roh Kudus (Efesus 5:18b)
  • Mengerti bagaimana bergantung secara penuh pada Yesus (Filipi 4;13)
  • Berpikiran pada pelayanan; dimanapun ia, kapan pun ia bisa (1 Korintus 4:2)
  • Motivator; seorang pria yang memiliki visi, peduli akan jiwa yang terhilang (Roma 10:14)
  • Roh yang peka; sensitif pada kebutuhan orang lain (Galatia 6:2)
  • Mengerti tanggungjawab luar biasa sebagai suami pada isterinya (Efesus 5:25-31)
  • Rendah hati untuk dimuridkan (dapat diajar) dan mampu memuridkan orang lain (Matius 28:19-20)
  • Pria yang berdoa; ia tahu kunci keberhasilan adalah waktu pribadinya dengan Allah (Kolose 4:2)
  • Pria keluarga; ia rindu memiliki anak-anak dan membesarkan mereka dengan sepatutnya bagi kemuliaan Allah (Amsal 22:6)
Standar-standar yang jelas untuk berhubungan dan berkencan akan menjagamu untuk tidak berkompromi dan membuat pilihan-pilihan yang salah berdasarkan emosi yang muncul tiba-tiba dan bukan berdasarkan kehendak Allah. Panduan-panduan ini akan menolong kencan Anda tetap menempatkan Allah sebagai fokusnya, dan tidak membiarkan seorang pria menjadi fokus (berhala). Standar-standar yang jelas dipasangkan dengan pertanggungjawaban pada seorang saudari dalam Kristus yang akan menolongmu berjalan dalam keyakinan-keyakinan yang telah Anda bangun.

Ada beberapa orang merasa sulit untuk meningkatkan standar-standar dan mengubah pola mereka karena mereka masih terjerat masa lalu. Konflik-konflik dengan seorang ayah, saudara laki-laki atau dengan seorang mantan pacar mungkin membayangi dan mengendalikan ketertarikan pada seorang bodoh. Dalam kasus ini kami menyarankan suatu kemungkinan “puasa kencan”, suatu periode dimana Anda tidak menerima kencan lagi sampai Anda dapat memecahkan beberapa konflik masa lalu yang belum terselesaikan. Mencari cara-cara baru dalam berelasi dan berkencan secara Alkitabiah.

Jika Anda telah menghabiskan waktu dengan Tuhan untuk membangun standar-standar berelasi, maka Anda akan menerima peneguhan dari beberapa materi berikut ini. Jika Anda telah membiarkan kebiasaan kencan Anda dikendalikan oleh kebetulan dan bukan pilihan Alkitabiah, pertimbangkanlah untuk tidak menerima kencan lagi sampai Anda mematok keyakinanmu.

Sekali Anda menetapkan standar-standar kencan dan mengerti pentingnya pemeriksaan motivasi secara terus menerus (setiap hari menyerahkan debaran-debaran dalam hatimu kepada Tuhan) maka Anda siap mempertimbangkan panduan dalam kencan dan berelasi yang berhasil.

Rantai Hari Pernikahan

Waktu seorang wanita lajang mengalami masa ketiadaan kencan yang panjang, kesepian mencobainya. Ia dicobai agar mengkompromikan keyakinannya dalam hal berkencan. Setiap teman kencan adalah potensial teman hidup. Hindarilah berkencan dengan seorang yang tidak percaya.

Banyak wanita yang dengan putus asa begitu ingin berkencan sehingga satu-satunya persyaratan yang mereka miliki bagi si pria adalah bahwa ia pergi ke gereja. Tiap minggu di gereja, ada orang-orang yang hadir untuk memenuhi tuntutan Allah atau memuaskan dorongan religiusnya. Anda harus menetapkan standar yang lebih tinggi dan menolak kencan dengan seorang pria yang tidak bertumbuh dalam Kristus.

Pria yang Pantas Dinantikan

Anda ingin menikahi seseorang karena kualitas yang dimilikinya sekarang, bukan karena kualitas yang Anda harap akan dikembangkan nanti. Kesalahan yang paling umum dibuat oleh pasangan dalam pernikahan adalah menikahi seseorang yang ingin mereka ubah. Seorang wanita lajang dapat menghindarkan tragedi seumur hidup dengan secara serius mempertimbangkan ada tidaknya ciri-ciri ini dalam seorang pacar yang memiliki prospek.

Menempatkan kebutuhan orang lain diatas kebutuhan diri sendiri. Pria ini menerima orang sebagaiman adanya, mengasihi mereka sekalipun kasinya sendiri tak terbalas. Dia akan terus mengasihi seseorang karena komitmennya bukan karena apa yang ia rasakan.

Bersukacita dalam hubunganNya dengan Kristus. Sukacitanya dalam Tuhan nyata dalam kehidupannya.

“Semuanya itu kukatakan kepadamu, supaya sukacitaKu ada didalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh (Yohanes 15:11)”

Menjaga hubungan sebagaimana sepatutnya. Pria ini mencari hubungan baik dengan setiap orang. Mendengarkan padangan yang berbeda, memiliki kekuatan untuk mundur dari perkelahian, berusaha mengampuni kesalahan orang lain dan membereskan pelanggarannya sendiri, tidak menyimpan dendam.

Tidak mau melompat mendahului waktu Tuhan. Ia menantikan Tuhan. Ia memilih tidak bersifat impulsif sehingga ia bisa berada dalam kehendak Tuhan.

Berusaha untuk memenuhi kebutuhan praktis orang lain. Dia tidak hanya asyik dengan diri sendiri tetapi ia menyediakan waktu, uang dan tenaganya bagi mereka yang membutuhkan.

Membela yang benar. Ia tidak suka berkompromi, pria yang berintegritas, membenci segala sesuatu yang bertentangan dengan sifat Allah yang kudus.

Menyelesaikan tanggung jawab-tanggung jawab yang Tuhan berikan. Dia menggunakan talenta yang Tuhan berikan dan menyadari bahwa “dia + Tuhan = memadai bagi semua pekerjaan yang Allah berikan”. Ia rajin, dapat diandalkan dan tetap melakukan tugas sekalipun sulit sampai semuanya selelsai.

“Yang akhirnya dituntut dari pelayan-pelayan yang demikian adalah, bahwa mereka ternyata dapat dipercayai (1 Korintus 4:2)”

Mengerti pentingnya perasaan dan emosi. Dapat mengambil inisiatif untuk memimpin tetapi menyesuaikan dengan tanggapan-tanggapan yang lembut terhadap perasaan orang lain.

“Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihiNya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran (Kolose 3:12)"

Lari dari pencobaan untuk berkompromi. Pria ini menolak berada dalam situasi-situasi sensual, imoral atau tidak murni. Ia tidak menjamu persahabatan yang membawa kepada kemabukan atau minum-minum. Dia menghindari perkataan yang mungkin dapat memicu perselisihan atau kecemburuan, tidak mengijinkan emosi mengendalikannya atau tidak mengijinkan kemarahan menghancurkannya.

“Orang yang tak dapat mengendalikan diri adalah seperti kota yang roboh temboknya (Amsal 25:28)”

Ciri-ciri ini bukanlah suatu idaman yang tidak realistik. Waktu seorang pria mengikut Yesus, Roh Kudus mengerjakan hal-hal ini dalam kehidupannya. Anda dapat membaca lagi daftar ini dan mencocokan ciri dengan buah Roh Kudus.

"Tetapi buah Roh ialah kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu” Galatia 5:22-23".

Tidak ada satu pun pria yang berkencan dengan Anda akan memiliki semua ciri-ciri itu secara sempurna. Semua kita berada pada tingkat kedewasaan yang berbeda-beda. Seorang prianya Allah adalah seseorang yang berusaha diubahkan menjadi seperti pribadi Kristus. Sadarilah jika satu ciri itu tidak ada sebelum upacara pernikahan, itu akan tetap tidak ada setelah upacara pernikahan dan akan menyebabkan masalah-masalah pentinng selama pernikahan.

Kita diyakinkan bahwa Allah masih memelihara para “Boas” bagi puteri-puteriNya pada masa kini. Tidak berarti seorang pria haruslah sempurna supaya bisa berkencan denganmu. Maksudnya, ia harus bertumbuh dalam keserupaan dengan Kristus dan dimampukan oleh kuasa Roh Kudus, sebelum Anda mulai berkencan dengan dia.

Apakah Anda ingin menikahi pangeranmu?? Jadi buatlah standar yang tinggi. Menikahi pria yang mengasihi Tuhan dan ingin melayaniNya adalah hak paling istimewa dalam hidupmu. Pantas dinantikan berapapun harganya. Tetapkan keyakinanmu dan jangan berkompromi dengan berkencan dengan pria yang tidak dikendalikan oleh Roh Kudus.

Selasa, 11 Oktober 2011

My special day 091011 :)

Selamat tambah tua kepada diriku *hahahahahha*. Beberapa hari yang lalu, aku genap berusia 17 tahun *korting umur >> berasa muda* wkwkwkwkwkw :)

Hari sabtu kemarin, aku tidur lebih awal. Jam 11 malam aku udah tidur karena besok aku harus bangun pagi dan kegereja untuk pelayanan. Tapi pas dijam 12 malam, hpku berbunyi dan ternyata mamaku yang menelponku untuk mengucapkan selamat ulang tahun. Baru menerima telepon beberapa menit dari mamaku, tiba2 pintu kamarku terbuka dan tadaaaaaa, adeku Lidya, Ruth dan Winda (teman kosanku) datang dengan kue serta menyanyikan lagu "happy birthday". Spontan, aku ngomong ke mama "Ma, udah dulu yah. Ini ada teman2ku datang, aku ga enak suruh mereka nunggu". Akhirnya aku pun menutup telepon dan berkumpul bersama mereka.

Setelah makan kue dan ngobrol selama beberapa waktu, kita akhirnya bubar dan kembali kekamar masing-masing. Aku dan adeku berdoa bersama dan tidur. Tapi ada sesuatu yang terus berputar-putar dalam pikiranku. Aku agak merasa bersalah karena segera menutup telepon dari mamaku tadi, hanya karena teman2ku sedang menunggu, padahal di Ambon itu sudah jam2 pagi artinya mama ga tidur hanya untuk mengucapkan selamat ulang tahun untukku..huuuuu *sorry mom*

Dan bukan hanya itu saja yang mengusikku, seingatku sejak aku lahir sampe ulang tahun yang ke-27, aku belum pernah mengucapkan terima kasih buat mama yang telah melahirkan aku. Mama telah memilih untuk meresikokan dirinya supaya aku lahir dibumi ini. Ya, setiap kita lahir karena mama kita memilih untuk meresikokan dirinya untuk mengandung dan melahirkan kita. Akhirnya malam itu juga, aku memutuskan untuk meng-sms mamaku dan mengucapkan terima kasih telah memilih untuk melahirkan aku dibumi.

Sebelumnya aku sempat membaca twit Rick Warren tentang Steve Jobs : "So grateful Steve Jobs was ADOPTED instead of aborted. Think what our world would have missed!"
Ya karena Ibunya Steve Jobs memilih untuk tetap mempertahankan kandungannya dan melahirkan bayinya meskipun ia hamil sewaktu masih kuliah maka kita bisa menikmati semua kemajuan teknologi dari Apple bukan?? (meskipun gw ga make iphong juga sih :P)
Ayo bersyukurlah buat pengorbanan ibu yang telah melahirkan kita :)

Bertambah setahun usia bagiku juga menyatakan bahwa:
  • penyertaan Tuhan begitu sempurna selama hari-hari yang telah lewat. Dalam suka dan duka, di padang yang berumput hijau dan dalam lembah kekelaman, dalam tawa canda bahkan derai air mata. Dia selalu ada disana.
    Mazmur 23 (2) Ia membaringkan aku dipadang yang berumput hijau (3) Ia menyegarkan jiwaku (4) Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku.
  • waktu hidupku dibumi ini semakin berkurang dan semakin dekat juga aku akan bertemu dengan Bapa disurga. Kita ga tau kapan waktu itu datang tapi yang pasti, semakin mendekat. Seperti jam pasir, setiap hari pasir itu terus berkurang dan suatu saat nanti pasir itu akan habis dan waktuku berhenti.
    Mazmur 90: 12 Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana
    Dalam pidato Steve Jobs di Acara Wisuda Stanford University dia menyatakan : for the past 33 years, I have looked in the mirror every morning and asked myself: "If today were the last day of my life, would I want to do what I am about to do today?" And whenever the answer has been "No" for too many days in a row, I know I need to change something.
  • masih ada hari ini. Masih ada kesempatan yang Tuhan kasih untuk hidup, untuk berkarya, untuk berubah, untuk memuliakan nama Tuhan. Jadi selama masih ada hari ini, masih ada kesempatan.
Bersyukur untuk semua yang Tuhan kasih selama aku hidup. Udah hidup sendiri selama 9 tahun dirantau tanpa keluarga tapi tak satu hari ulang tahunku pun yang kulewatkan tanpa doa, perhatian, kue, kado dan semua hal yang baik yang menyatakan Tuhan setia.
Bersyukur untuk orang-orang luar biasa dalam hidupku, keluarga, sahabat, teman, kenalan, semua yang pernah meninggalkan jejak-jejak indah dalam hidupku.

Satu yang kuminta dari Tuhan, berikan aku kekuatan dan anugerah untuk terus taat dan setia. Setia menanti setiap janji Tuhan digenapi dalam hidupku. Taat dalam setiap keadaan, waktu sedang melimpah2 ataupun kekurangan, waktu semuanya sesuai dengan yang kuharapkan ataupun mengecewakan, waktu keadaan menjadi sulit ataupun semuanya baik-baiknya. Ajar aku setia Tuhan :)

Selasa, 04 Oktober 2011

Lady in Waiting Chapter 9 Wanita yang Penuh Keyakinan (Part I)

Karena Chapter 9 agak panjang, jadi aku bagi menjadi 2 bagian biar yang baca ga kecapean :D. Chapter sebelumnya silahkan baca disini

Cindy seorang wanita idealis yang beruntung mendapatkan seorang pria yang memenuhi “30 kualitas”nya. Bukankah itu terlihat begitu tidak realistik bagi wanita masa kini yang mengarahkan pandangannya pada seorang “ksatria dalam baju perangnya yang berkilau”?

Seorang teman lajang (Ruth modern) menulis sebuah surat dimana ia mengakui bahwa standar idealnya yang tinggi sering membuatnya merasa seperti the Lone Ranger (= seorang tokoh pahlawan yang berkelana kemana-mana seorang diri). Ia berkata, “Begitu sering aku bertemu dengan para wanita yang tidak mau pergi lebih dalam, pada rute yang lebih radikal yang memisahkan diri dari kebudayaan kita dan mengejar standar-standar Allah.“ Apakah kita merendahkan standar-standar kita karena kita kelihatannya tidak sama dengan semua teman-teman kita? Apakah wanita dalam amsal 31 kelihatan begitu kuno? Didalam tanganNya, Allah menggenggam yang terbaik bagi mereka yang mencari Dia.

Pilihan Ruth untuk menantikan yang terbaik dari Allah berakibat pada penyatuan dengan seorang Boas dan bukan seorang Bodoh. Ruth tidak hanya menikah dengan seorang pria yang adalah “pilar kekuatan” (Boas) tetapi juga diberkati dengan hak istimewa melahirkan seorang anak laki-laki (Obed) yang akan menjadi bagian dari silsilah Yesus Kristus.

Benda-benda Rusak

Ruth tidak mengizinkan pengaruh masa lalu dari suatu budaya kafir membuatnya tidak menetapkan standar baru. (Ruth adalah anak perempuan dari Moab, Bangsa Moab tidak mengenal Allah. Bangsa Moab sendiri berasal dari perkawinan incest - ayah anak antara Lot dan anak perempuannya Kej 19 ; 33-37). Ia juga tidak mengizinkan budaya kafir itu mencegahnya mengambil keputusan yang bijak bagi kehidupannya, keputusan untuk memuliakan Allah. Ruth bisa saja membiarkan dirinya tetap berada dalam keluarga yang bertentangan dengan standar Allah, menyerah dan tidak menjalani gaya hidup yang saleh karena ia berasumsi bahwa ia dikutuk sebagai “barang-barang rusak”. Tetapi dia tidak melakukannya. Sebaliknya ia memilih untuk memutuskan siklus dosa keluarganya dan mendirikan siklus baru yang ilahi.

Setelah menjadi Kristen, Jackie merasa malu. Ia berkata begini :

“Aku tau aku telah diampuni atas segala masa laluku tetapi aku sering bergumul dengan perasaan yang muncul karena merasa diri sebagai “barang rusak”. Aku merasa iri pada anak-anak perempuan lain yang berasal dari keluarga yang saleh dan memiliki warisan yang agung secara rohani. Setiap kali diperkenalkan pada seorang pria Kristen, aku akan langsung berpikir, “Aku tidak cukup baik”. “Tepatnya, inilah yang aku rasakan saat pertama kali bertemu dengan suami saya. Dia telah menerima Yesus sejak berumur 11 tahun, Dia pergi ke gereja dengan setia, tidak pernah merokok, minum-minum atau berperilaku bebas secara seksual. Standarnya yang begitu tinggi mengintimidasi aku. Disepanjang tahun-tahun persahabatan kami, aku tau ia tidak akan berkencan denganku karena masa laluku. Ternyata ada banyak kejutan yang terjadi. Saat aku terus menerus memilih untuk mematahkan pengaruh-pengaruh yang tidak saleh dimasa laluku, Tuhan sedang bekerja untuk mempertemukan Ken dan aku sebagai satu tim untuk kemuliaanNya”

Siklus-siklus yang tidak saleh dapat dipatahkan. Nasibmu bukanlah sesuatu yang hanya sebuah kebetulan atau takdir; itulah hasil dari pilihan-pilihanmu.

Nasib-Kebetulan atau Pilihan?

Ruth hidup di zaman hakim-hakim dimana setiap orang berbuat apa yang benar menurut pandangannya sendiri (Hakim-hakim 21:25). Kita juga tinggal didalam budaya dimana tidak ada orang yang takut kepada Allah, dan orang-orang hanya melakukan urusan mereka.

Anda, seperti Ruth, akan sangat dipengaruhi oleh pilihan-pilihanmu. Pilihan-pilihan Ruth yang bijak mengizinkannya mematahkan siklus keluarga yang tidak bertuhan dan memulai suatu siklus baru yang dicatat dengan berjaya oleh Firman Allah. Standar-standar tinggi dalam Firman Allah itu bukanlah tidak relevan, tetapi justru sepenuhnya dapat diterapkan dalam mencari yang terbaik dari Allah bagi hidupmu. Seberapa bijakkah keputusan-keputusan yang Anda ambil dimasa lalu, berkenaan dengan relasi dan kencan dengan pria? Pilihan-pilihanmu masa kini akan mempengaruhi sisa hidupmu di dalam area yang rumit ini. Area yang seringkali merupakan sederetan benturan – dalam relasi pria dan wanita.

Anda tidak dapat membuat pilihan-pilihan yang baik tanpa keyakinan Alkitabiah yang sepatutnya. Janganlah dengan ceroboh menyerahkan standar Anda dalam kencan/berelasi kepada kebetulan.

Pembawa Standar

Suatu keyakinan adalah suatu standar yang menjadi sebuah batu pijakan bagi pilihan-pilihanmu. Apakah standar-standarmu lebih berdasar pada istilah-istilah Hollywood mengenai cinta dan kisah romantis, atau apakah Anda membiarkan Firman Allah yang suci membentuk sudut pandangmu?

Wanita yang Penuh Keyakinan memberikan izin kepada Tuhan untuk memperbaharui pikirannya setiap hari. Ia menghabiskan waktu mencari standar-standar dalam Firman Allah yang akan membimbingnya dengan aman kepada yang terbaik dari Allah. Keyakinan-keyakinan yang didirikannya berdasarkan Firman, membuatnya dapat bertahan dari “paksaan” untuk dimasukkan ke dalam cetakan dunia ini.

Seperti dalam Roma 12:2 yang berkata, “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah : apa yang baik, yang berkenaan kepada Allah dan yang sempurna.
Dalam Alkitab berbahasa Inggris versi NIV kata “membedakan” dikatakan sebagai “test and approve” yang berarti menguji dan menyetujui. Keyakinan Anda mengukur kemampuan Anda untuk “menguji dan menyetujui” hubungan yang sedang atau akan Anda miliki.

Jika Anda ingin hidup dengan standar Allah, Anda harus menyiapkan diri Anda sendiri terhadap penolakan yang pasti akan dihadapi oleh “pembawa standar”. Waktu Anda hidup dengan keyakinan Anda, banyak dari antara teman-temanmu akan menganggap Anda tidak realistik. Mungkin tidak mudah, tetapi Tuhan akan memberimu anugerah untuk menolak berkompromi. Dengan kekuatan Yesus, Anda dapat berdiri kokoh, tidak tergoyahkan, saat Anda menantikan yang terbaik dariNya. Wanita yang tidak memiliki standar ideal seperti yang dikemukakan oleh Firman Allah, membiarkan pilihan-pilihannya ditentukan oleh kebetulan.

Yakobus 4 : 4-5 mengatakan, “Hai kamu, orang-orang yang tidak setia! Tidakkah kamu tau bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah. Janganlah kamu menyangka, bahwa Kitab Suci tanpa alasan berkata : “Roh yang ditempatkan Allah di dalam diri kita, diingini-Nya dengan cemburu!”

Di Amerika, lembaga pemerintah mengatur standar makanan yang kita makan sehari-hari. Misalnya, daging itu harus sesuai dengan peraturan pemerintah dalam hal kelas, berat dan kualitasnya. Betapa lebih pentingnya pria yang akan menghabiskan sisa hidupnya dengan Anda dibandingkan dengan daging sapi (bahkan daging kualitas terbaik)? Suatu hubungan seumur hidup menuntut standar peraturan yang paling tinggi. Di planet ini ada pria-pria yang dapat menangani pemeriksaan yang mendetail semacam itu dan didapati “pantas untuk dinantikan”.

to be continued...here you go