Rabu, 20 Maret 2013

Daaan jawabanku adalah... (Love Story Part II)

Berhubung bersambung banyak fans yang pada nanyain sambungan dari kisah cintaku maka dengan ini aku melanjutkan ceritaku..hehehehehe *pake gaya ababil :P* Oh iya, bagi yang belum membaca cerita sebelumnya, silahkan baca disini yaah.

 Setelah lulus kuliah dan pulang kerumah (Ambon), kami masih sms-an tapi aku sudah tidak terlalu memikirkan perasaanku karena sulit bagiku untuk memahami bagaimana kami akan bertemu lagi. Jadi aku lebih menikmati waktu-waktu bersama keluarga dan juga beberapa teman dekatku di Ambon. 

Sebulan dirumah, akhirnya Omku (adiknya papa) mengundangku untuk ke Jakarta. Setelah dipertimbangkan matang-matang sampe hangus dan minta masukan dari mama papa akhirnya aku berangkat ke Jakarta sekitar akhir Juni 2006. Nyampe Jakarta, nyari kerja, ngisi lamaran, menjalani tes dan interview disana sini. Pertama ke Jakarta langsung berasa pusing banged. Macet, debu dimana-mana n pake nyasar pula. Wkwkwkwkwkwk. Pengalaman yang tak terlupakan.

Bulan Agustus 2006 akhirnya aku bekerja di UI Depok. Waktu mulai bekerja, kami bisa lebih sering komunikasi lewat chatting :P. Bulan Oktober aku sempat ke Surabaya dan bertemu dengan teman-temanku termasuk suamiku. Tapi masih seperti yang dulu, kami ga pernah jalan berdua. Klo pun ketemuan selalu rame-rame.

Komunikasi kami semakin intens pada akhir tahun 2006. Aku menelpon untuk memberi semangat karena suamiku sedang menyelesaikan skripsinya waktu itu. Perasaanku waktu kembali ke Jakarta mulai tumbuh lagi tapi aku terus berdoa supaya tidak berlebihan dan terlalu berharap.

Awal tahun 2007 tepatnya tanggal 17 Januari, suamiku ngajak chatting (jadi ceritanya aku “ditembak” lewat IM, wkwkwkwk). Rencananya hari itu suamiku mau berangkat ke Bandung dan singgah ke Jakarta untuk melaksanakan “misinya” tapi karena ada suatu masalah sehingga rencananya dibatalkan.

Suamiku meminta supaya aku mendoakan apakah dia adalah pilihan yang tepat untukku dan memberikanku waktu untuk menjawabnya paling lama 2 tahun. Selain itu, suamiku juga mengingatkan bahwa klo jawabanku “iya” berarti aku akan bersedia untuk pindah ke Papua karena suamiku akan kembali dan membangun daerahnya. 

Waktu berlalu, kami agak menjaga jarak dan menguji perasaan masing-masing. Berdoa supaya Tuhan memberikan hikmat bagi kami untuk memutuskan bukan berdasarkan perasaan semata dan meminta pertimbangan dari orang tua juga sahabat-sahabat kami. 

Kami bertemu lagi waktu aku ke Surabaya bulan Mei 2007, kami sudah lebih dekat, masih malu-malu tetapi lebih santai dalam membangun komunikasi dan perasaan kami semakin bertumbuh.

Akhirnyaaaaaa setelah perjuangan panjang, suamiku lulus kuliah bulan Agustus 2007 *horeee*, aku diundang ke Surabaya untuk menghadiri wisudanya dan merencanakan untuk memberi jawaban "iya" kepada suamiku tanggal 1 September. Pasti pada nanya, kok lama banged jawabnya?? Hehehehehe. Bagiku menyelesaikan pendidikan adalah salah satu bentuk tanggung jawab anak-anak kepada orang tuanya. Klo seseorang tidak dapat bertanggungjawab sebagai seorang anak, bagaimana orang tersebut bisa bertanggung jawab sebagai seorang suami atau orang tua. 

Demikianlah akhir Episode I kisah cinta kami *lebay*. Kami percaya, apapun yang kami bangun didalam Kristus akan membawa “kebahagiaan” yaitu kemuliaan bagi nama Tuhan

Jumat, 15 Maret 2013

Hatimu yang harus diubah :)


Pernah ga mengalami saat-saat dimana keadaan sepertinya tidak sesuai dengan keinginanmu? Pasti semua orang pernah mengalaminya. Hari-hari ini gw sedang menghadapi orang-orang yang bikin emosi cepat memuncak, hati tidak damai, orang-orang yang dipenuhi iri hati dan hal-hal yang tidak menyenangkan lainnya seperti suka ngomongin kejelekan orang lain. Ini membuat gw harus lebih ekstra hati-hati, bukan hati-hati dijalan tapi hati-hati menjaga hati..hehehehehhe

Klo ga menjaga hati pasti gw akan terbawa arus iri hati, cepat esmosi, dendam,dls. Bayangin aja klo ampir semua orang disekeliling gw begitu, mau ga mau gw agak terpengaruh. Tapi dalam Ams 14 : 30 bilang à Hati yang tenang menyegarkan tubuh tetapi iri hati membusukan tulang. Disinilah tantangannya supaya gw bisa memberi dampak yang baik. Klo orang yang lain marah-marah, gw harus sabar. Yang lain menebar iri hati dan dendam, gw menebar kasih dan sukacita dan itu tidak mungkin dapat dilakukan klo hati gw juga dipenuhi dengan kebencian dan iri hati. Gw harus terus waspada dan menjaga hati, seperti kata Firman Tuhan dalam Amsal 4 : 23 Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan karena dari situlah terpancar kehidupan.

Awalnya gw bener-bener ga suka sama beberapa orang ini, bawaannya klo ketemu mereka itu udah sebel n kesel duluan, yang akhirnya ga mendatangkan damai sejahtera. Sejak gw berkomitmen untuk menjaga hati gw dan berdoa supaya Tuhan memberikan hati yang penuh kasih dan sukacita untuk menghadapi mereka, hati gw dipenuhi damai sejahtera.

Seperti status fb gw : jangan berharap agar “keadaan” segera berubah tetapi ubahlah dulu sikap hati kita dalam menghadapinya karena dalam keadaan yang buruk sekalipun, jika kita menghadapinya dengan sukacita akan terasa berbeda.

Mungkin tindakan mereka salah, tapi kita tidak boleh membenci apalagi menjauhi mereka (toh kita bukan Tuhan yang harus menghakimi manusia). Kita harus jadi teladan dalam segala hal. Menebarkan kasih dan sukacita dimanapun kita berada.

Rabu, 06 Maret 2013

Update Blog# Six Month Anniversary#

It’s now been half a year since we’ve been together & everyday with you have been simply amazing. Still  cannot believe it has only been half a year. Time really flies. These past sixth months have been the happiest of my life.

6 bulan sebenarnya bukan waktu yang lama juga tapi melewati 6 bulan pertama dalam sebuah pernikahan bukanlah hal yang cukup mudah buktinya ada akan rtis yang merit cuman 4 bulan. Kami bersyukur karena selama 6 bulan bersama, Tuhan menyatakan kebaikan-kebaikanNya dalam hidup kami.

Awal menikah saya tinggal dirumah, kerjaanya tiap hari masak, bersih-bersih rumah, nyuci, nyetrika dan semua pekerjaan rumah tangga lainnya. Ga gampang lho jadi ibu rumah tangga (semangat yah ibu-ibu). Selama ini saya bekerja dikantor jadi mengerjakan pekerjaan rumah tangga adalah sesuatu yang agak berat pada awalnya. Dengan berjalannya waktu, saya semakin menikmati pekerjaan sebagai ibu rumah tangga. Apalagi waktu suami saya pulang kerja dia selalu tersenyum manis ketika menikmati makanan atau melihat keadaan rumah yang bersih dan rapi. Pasti langsung ada ucapan yang keluar dari mulutnya : mau dipijit ga??? hehehehehe, capek-capek langsung hilang J.

Bulan Januari 2013, saya bekerja lagi dan jam kerjanya lebih panjang. Ini membuat saya harus beradaptasi lagi. Bukan hanya bekerja tapi juga harus mengurus rumah. Akhirnya kami melakukan pembagian tugas dirumah. Saya kebagian nyuci, nyetrika dan membersihkan rumah sedangkan suami saya kebagian tugas memasak dan cuci piring (suami saya doyan masak). Suami saya emang luar biasa, mau membantu saya mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Setelah bekerja kembali, pulang kantor berasanya capek banged n ga bisa ngapa-ngapain lagi selain mandi, makan dan tidur, namun setelah beberapa minggu semuanya sudah bisa kembali normal.

Saat-saat yang paling rentan untuk terjadinya konflik dalam rumah tangga kami yaitu pada saat saya mengalami PMS (emosinya membludak) atau pada saat kami sedang sama-sama capek. Klo lagi PMS, suami saya tertjintah akan sangat sangat sabar dengan saya dan lebih banyak ngalah. Nti klo PMSnya sudah berlalu, baru suami saya akan menegur atau mengingatkan saya. Ketika terjadi konflik, kami akan sesegera mungkin menyelesaikannya karena konflik akan membuat hati kami ga nyaman.

Setiap pagi kami membaca dan merenungkan Firman Tuhan serta berdoa bersama, membangun mezbah keluarga. Mumpung masih berdua, nti klo sudah ada buntutnya biar semakin gampang. Kami selalu diingatkan dan merasakan kekuatan dari Tuhan untuk menjalani hari-hari hidup kami dan juga doa-doa kami dijawab Tuhan dengan luar biasa. Setelah berkeluarga, kami juga diajar sama Tuhan untuk "menabur" kepada orang lain seperti hamba Tuhan, teman yang sakit ato kekurangan, keluarga, gereja dan pelayanan. Dan Tuhan menyatakan kebaikanNya dengan luar biasa bagi kami. Tuhan menyatakan bahwa semuanya adalah milik Tuhan dan Tuhan mampu memberkati hidup kami, jadi ga usah kuatir.

Pernah sekali waktu, klo ga salah 2 atau 3 bulan setelah pernikahan kami. Uang tabungan kami sudah menipis, ada beberapa pengeluaran yang tak terduga, dan kami berjanji untuk membantu ade kami yang masih kuliah. Saya belum bekerja waktu itu. Sebelum berangkat kerja kami berdoa bersama, menyerahkan kehidupan bahkan keuangan rumah tangga kami. Sejam berlalu dan saya ditelpon klo suami saya dapat berkat yang lumayan banyak. Dan Allah selalu menyatakan kebaikan-kebaikanNya. Tuhan memang luar biasa, menepati setiap janjiNya bagi anak-anakNya.

Sekian dulu update-an info dari saya..Ini ayat buat kalian-kalian :)

Mazmur 23 : 6  Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa.