Senin, 11 Juli 2011

My Journey of Life (part 1)

Natal tahun lalu (2010), aku sempat pulang ke Ambon dan mengunjungi rumahku, tempatku dibesarkan. Ada sejuta kenangan yang muncul kembali dalam pikiranku.

Kota Ambon dari Karang Panjang


Aku lahir dan dibesarkan dalam keluarga yang mengasihiku, semua terlihat sempurna saat itu. Semua kebutuhan kami dicukupi, bahkan berlebihan. Bisa jalan-jalan keluar kota dan setiap bulannya papaku selalu mengajak kami membeli baju ataupun barang-barang yang kami inginkan.

Pantai Natsepa Ambon


Lahir dari keluarga Kristen membuatku wajib, kudu untuk ke gereja setiap minggunya bahkan aktif melayani dari sekolah minggu. Kami juga diwajibkan untuk memiliki nilai yang baik disekolah, karena itu aku harus rajin belajar. Hidup terasa baik-baik saja saat itu. Aku tak terlalu memikirkan tentang hidup dan Tuhan. Yang aku tau, aku harus rajin belajar dan rajin ke gereja. That's all. Aku tak pernah berpikir bahwa hidup itu sulit, ga pernah berpikir bahwa aku butuh Tuhan dalam arti yang sesungguhnya karena aku masih sepenuhnya bergantung pada orang tua sedangkan ke gereja hanyalah sebuah "rutinitas" saja yang wajib kulakukan.

Untuk pertama kalinya aku berpikir tentang hidup itu pada saat kami mengetahui bahwa papa kami selingkuh pada saat aku kelas 2 SMP. Sebuah pukulan besar bagi keluarga kami terutama aku yang selama ini bergantung penuh pada papa.

Kehidupan keluarga yang awalnya penuh dengan canda tawa berubah menjadi mencekam. Berbagai ketakutan dan masalah-masalah pun muncul. Mulai dari berbohong untuk menutupi kebenaran kalo papaku ga pulang kerumah kepada tamu-tamu yang datang, masalah keuangan keluarga, hilangnya sosok ayah dalam keluarga dan masih banyak lagi. Mamaku jadi sering menangis dan pingsan. Aku mulai bertanya-tanya tentang hidup dan Tuhan. Tuhan mengapa semua ini terjadi dalam keluargaku?? Tapi aku tak pernah menemukan jawabannya. Yang kutemukan hanyalah hidup keluargaku yang berubah drastis dalam sekejab...


To be continue ...

Tidak ada komentar: