Bulan Desember telah tiba. Dimall-mall, lagu Natal bersenandung dan hiasan-hiasan Natal bertebaran dimana-mana. Selalu ada sukacita tersendiri menyambut hari Natal bagi setiap umat Kristiani termasuk aku.
Memang di Alkitab tidak ada tertulis bahwa kelahiran Tuhan Yesus itu tanggal 25 Desember, bahkan tidak ada keharusan untuk merayakan kelahiran Tuhan Yesus tapi aku tidak mau membahas hal-hal seperti itu disini.
Aku lahir dan dibesarkan di kota kecil yang jumlah penduduk Kristennya lumayan banyak, jadi ada banyak tradisi yang dilakukan untuk menyambut hari Natal. Suasana Perayaan Natal di Ambon kerasa beda banged dibandingkan dengan kota-kota di Jawa pada umumnya.
Semua orang mulai menyibukkan diri dengan berbagai aktivitas. Mulai dari nge-cat rumah (bau cat ada dimana-mana :P), buat Kue Natal (bau kue juga dimana2 :D), belanja baju dkk, masangin pohon Natal dan bahkan lampu-lampu Natal (diluar rumah juga lho). Klo datang ke Ambon pas deket-deket Natal gini, pasti bisa menemukan pohon Natal dan juga lampu2 dimana-mana (terutama di dataran tinggi).
Setiap tanggal 5 Desember, ada acara yang dibuat untuk anak-anak yaitu Sinterklas datang dan mengunjungi rumah-rumah yang ada anak kecilnya (dengan persetujuan ortunya dulu tentunya). Waktu aku kecil, aku takut banged klo Sinterklas datang ke rumah karena akan ada Piet Itemnya juga yang bawa karung dan sapu lidi. Anak yang nakal, akan ditakut-takutin (kasian juga sih). Setelah itu pasti dikasih hadiah juga sih sama Sinterklasnya. Seingatku sampe kelas 6 SD, aku masih lari klo ada ntu acara (hehehehehehe, dasar penakut)
Tanggal 24 Desember setelah Ibadah di gereja, setiap keluarga akan berdoa bersama di rumah masing-masing sekitar jam 10 malam. Pas dijam 12 malam, kembang api akan memenuhi langit di kota Ambon dan bisa berlanjut sampe jam 3 pagi. Sambil menikmati kembang api dimalam hari, kita biasanya saling mengunjungi rumah-rumah tetangga untuk salam-salaman. Anak-anak muda biasanya turun dijalan-jalan dan melakukan pawai keliling kota. Suasana kota Ambon saat itu pasti rameeee banged.
Besok harinya, kita akan mengunjungi rumah oma, opa, om, tante, saudara, dan teman-teman tentunya. Pokoknya seru banged deh ketemu sama keluarga besar juga teman-teman semua :)
Namun sayangnya, tradisi Natal itu sendiri tidak dimaknai dengan benar. Natal lebih dimaknai sebagai perayaan dan pesta pora. Ada anak-anak muda yang mabuk-mabukan bahkan sambil mengendarai kendaraan bermotor sehingga angka kecelakaan lalu lintas pada saat Natal dan Tahun Baru lebih tinggi dari hari-hari biasa.
Selain itu klo mau lihat penampilan terbaik dari masyarakat kota Ambon, lihatlah pada saat mereka pergi ke gereja pada waktu Natal. Mulai dari baju, spatu, tas, semuanya pasti baru. All out banged, wkwkwkwkwkwkwk. Sayangnya, penampilan mereka tak diimbangi dengan sikap hati yang all out juga.
Aku suka dengan suasana Natal di kota Ambon, suasana kekeluargaan dan juga sukacitanya tapi harus selalu kita sadari bahwa tujuan Perayaan Natal yaitu untuk mengingatkan kita bahwa Yesus yang adalah Tuhan rela datang kedunia sebagai manusia. Pusat penyembahan dan hati kita seharusnya tertuju kepadaNya.
Lebih dari sekedar baju baru, sepatu baru serta rumah yang bersih dan rapi, apakah hati kita juga sudah diperbaharui?? Apakah pada saat Natal tiba, kita lebih memikirkan tentang baju, spatu, dan hal-hal lahiriah lainnya, lebih dari hati kita yang diperbaharui dan komitmen-komitmen kita kepada Allah??
Pohon Natal juga bukan sebuah keharusan pada saat Natal tapi pohon Natal merupakan simbol yang seharusnya mengingatkan kita agar kehidupan rohani kita terus bertumbuh dan menjadi saksi yang indah bagi orang lain. Pohon Natal (cemara) ini juga melambangkan "hidup kekal", sebab pada umumnya dimusim salju semua pohon rontok daunnya kecuali pohon cemara yang selalu hijau daunnya.
Seperti lampu-lampu Natal yang indah yang menerangi kegelapan, demikianlah juga kita dipanggil untuk menjadi terang ditengah-tengah kegelapan. Selamat menyambut Natal teman dan terus jadi terang bagi banyak orang :)
Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga. Mat 5 : 16
6 komentar:
What a sweet posting, Wel. Betul, betul, kadang kita terjebak dengan keriuhan Natal, tapi kurang memaknai esensi natal itu sendiri. let just sing silent night dan mengingat kembali kalo Kristus datang dalam sunyi dan sederhana :)
pohon natalnya lucuuuuu....pengennnn...
@Dhieta : iya diet, aku juga dulu begitu..
@mega : hahahahhahaha, di Taman Anggrek ada yang lebih gede dari itu meg :)
@mega: makany, meg, ke Jakarta, ntar kita anter ke Taman Anggrek :D
aah Ambon, the land of my half blood..blm prnah ksana.. Kebayang deh ramenya Natalan dsana ;p semua kluarga mama jg 99% Kristen. Ambon i will brknjung suatu hari nanti :*
@echa : ayoo cha ke Ambon..tanggal 7 Januari besok aku pulang :) pasti seru deh klo kamu ke Ambon
Posting Komentar