Senin, 08 Agustus 2011

Lady in Waiting Chapter 6 Wanita yang Murni

Part I

Mari kita lanjutkan, yang belum baca chapter sebelumnya disini yah

Ketika Tim dan Susan berkencan, mereka tampak cocok dan merupakan gambaran ideal tentang hubungan kencan Kristiani yang kuat. Setelah setahun pacaran mereka mulai berciuman dan sedikit bersentuhan. Susan merasa tidak apa-apa dan merasionalisasikan bahwa ia dapat mengendalikan keadaan dan tetap murni sampai mereka menikah. Ciuman dan sedikit bersentuhan berkembang menjadi lebih jauh lagi, tetapi mereka selalu cepat-cepat saling minta ampun dan juga minta ampun kepada Tuhan. Setelah beberapa bulan sesi percumbuan yang parah ini, Susan merasa Tim menjauh. Namun Susan takut kehilangan Tim! Tim adalah orang yang tepat! Hubungan mereka menjadi lebih bersifat fisik sampai suatu malam, Susan menyerahkan semuanya dengan pemikiran pasti ini akan melekatkan kasih yang dalam yang mereka miliki satu sama lain. Ternyata TIDAK!!!

Raut wajah Tim tidak lagi lembut, Susan merasa seakan-akan Tim adalah orang asing. Mereka bersama, tetapi terpisah lebih jauh lagi dari sebelum-sebelumnya. Satu tindakan fisik berdasarkan rasa suka ini bukannya melekatkan kasih mereka, tetapi justru menghancurkannya.

Hal diatas juga terjadi bagi ratusan wanita yang lain yang ingin melakukan apa yang benar, tetapi secara tidak bijak, terlalu cepat menyerahkan hadiah kemurnian fisik mereka. Kita hidup dalam suatu masa dimana ketidakmurnian seksual terjadi begitu terang-terangan. Statistik mengatakan 80% dari semua wanita yang tidak menikah telah melepaskan keperawanannya pada saat mencapai usia 20 tahun.

Ruth, tokoh dalam Alkitab juga hidup dalam masyarakat yang kacau secara seksual. Namun Ruth tetap murni bahkan ditengah-tengah situasi yang berpotensi untuk membuatnya berkompromi.

Dusta yang mematikan

Ingatkah bagaimana si ular menipu Hawa dengan cara membuatnya mempertanyakan Allah. Iblis juga ingin Anda percaya bahwa jika Anda menunggu sampai menikah, Anda akan kehilangan beberapa kesenangan dalam hidup.

Lihatlah kebenarannya. Allah memberi pemuasan seksual sejati bagi wanita yang menunggu sebelum memakai pemberian ini. Tujuan Allah adalah agar Anda menikmati kepuasan dan kenikmatan seks hanya dalam pernikahan. Keajaiban dan sukacita tindakan intim ini dimaksimalkan melalui kemurnian sebelum menikah. Jangan tertipu. Seks itu istimewa! Bukan seks yang sensual, tetapi seks yang memuaskan di dalam waktu dan cara Penciptamu.

Mengapa Menunggu?

Allah ingin Anda menjadi Wanita yang Murni karena Allah ingin melindungimu dari konsekuensi yang diakibatkan oleh seks sebelum pernikahan. Konsekuensinya bisa bersifat fisik, emosi, relasional dan rohani.

Fisik

Kerinduan Allah adalah agar hadiah Anda yang berharga diberikan pada seorang kekasih yang berkomitmen, yang akan membahagiakan, menjaga dan melindungimu dalam pernikahan. Allah juga ingin melindungimu dari penyakit menular seksual yang dapat mempengaruhi bukan hanya kamu, tetapi juga suamimu bahkan anak-anakmu dimasa mendatang. Allah juga ingin menjagamu dari kehamilan yang tidak diinginkan. Pernikahan karena “kecelakaan”, adopsi atau aborsi hanya membuat konsekuensinya menjadi semakin rumit.

Allah ingin melindungi Anda dari konsekuensi fisik yang negatif akibat seks sebelum nikah. Dia ingin Anda bebas dari kecanduan seks pra nikah. Kontak fisik yang bergairah adalah kemabukan dalam waktu singkat. Seperti pada kasus obat-obatan terlarang, Anda akan terus menginginkan dosis yang meningkat untuk dapat lebih mabuk lagi.

Emosi

Allah dengan rumit dan ahlinya membentuk wanita dengan ciri-ciri emosi yang berbeda dari pria. Seorang wanita tidak dapat memisahkan emosinya dari keadaan fisiknya. Jika emosi wanita dapat dipisahkan dari keadaan fisiknya, ia tidak akan bergumul dengan PMS (Pre Menstrual Syndrome). Pria yang menyentuh tubuhmu juga menyentuh emosimu. Anda tidak dapat bersetubuh dengan seorang pria dan tidak tersentuh secara emosi, bagaimanapun kerasnya Anda berusaha.

Allah ingin melidungi Anda dari kehancuran yang ditimbulkan oleh rasa tertuduh. Setan senang membuatmu sedih dan lelah, membuatmu merasa tidak berharga, dengan demikian membuatmu tidak mampu memuliakan Allah atau berdiri dihadapan orang lain.

Ketakutan akan menghantui mungkin juga menjangkiti Anda. “Akankah pria itu tetap menghormatiku? Akankah ia masih mencintaiku? Bagaimana kalau aku hamil? Akankah orang lain tau? Bagaimana kalau orang tuaku tau? Bagaimana aku dapat mengahadapi mereka? Jika kami putus, apakah ada pria yang mau menerima keadaanku? Siang dan malam ketakutan ini dapat bermain dalam pikiran serta emosi Anda. Seks pra nikah akan menimbulkan banyak keraguan. Keraguan yang paling menyesakkan adalah keraguan akan kasih Allah kepadamu dan mungkin, keraguan akan keselamatanmu atau kemampuanmu untuk memperoleh hubungan yang murni secara moral.

Anda dapat diampuni seutuhnya dan dibersihkan oleh Kristus, tetapi kerusakan emosi membutuhkan waktu untuk sembuh. Tuhan tidak mau Anda menderita berbagai kesakitan ini. Anda berharga bagiNya.

Beban emosi yang ditimbulkan oleh rasa tertuduh, ketakutan dan keraguan seringkali diperumit dengan banyak emosi yang lain seperti penolakan, kepahitan, depresi dan kecurigaan.

Relasi

Seorang wanita memiliki kedalaman jiwa yang merindukan persahabatan yang intim dengan pria yang dikasihinya, terlepas dari segala hal fisik. Ia rindu dikenal sebagaimana apa adanya ia sebagai wanita, bukan sekedar tubuh fisiknya saja. Pasangan yang memilih untuk tetap murni secara fisik memberikan semua waktu dan perhatian mereka untuk mengenal satu sama lain pada tingkatan mental dan emosi yang lebih dalam. Begitu nafsu diperkenalkan ke dalam suatu hubungan, sulit bagi si pria untuk berhenti dan kembali dipuaskan hanya dengan mengembangkan persahabatan. Perhatian pria menjadi teralihkan pada hal fisik. Jika seks diizinkan masuk kedalam suatu hubungan sebelum pernikahan, hasilnya hampir selalu adalah kehilangan persahabatan yang intim dengan orang yang Anda rindukan untuk mengenal Anda.

Seks pra nikah juga membawa satu konsekuensi yang akan tetap bersembunyi sampai Anda menikah. Kecurigaan dan rasa tidak hormat akan muncul dan mulailah “rasa tidak aman pasca nikah”. Waktu suatu pasangan terlibat secara seks sebelum menikah, mereka menekan hati nurani mereka dengan rasionalisasi bahwa akhirnya mereka akan menikah juga, jadi ketiadaan penguasaan diri itu tidaklah apa-apa. Tidak adanya penguasaan diri sebelum menikah adalah percabulan. Tidak ada penguasaan diri setelah menikah adalah perzinahan. Bibit perzinahan ditanam di “medan” percabulan.

Jika seorang pria tidak menunjukan penguasaan diri dengan pasangannya sebelum pernikahan, bagaimanakah wanita itu dapat yakin bahwa pasangannya tersebut tidak akan menyerah terhadap pencobaan pada masa pernikahan waktu seorang wanita muda lainnya yang menarik muncul? Seorang pria muda yang tidak dapat menguasai dirinya sebelum pernikahan tidak akan tiba-tiba menjadi seorang pria yang menguasai diri karena ia memakai cincin kawin.

Konsekuensi lainnya yaitu pikirkanlah betapa malunya orang tuamu akan pilihan seksualmu. Juga, bagaimana dengan anak-anak masa depanmu? Suatu hari nanti Anda mungkin harus menghadapi kenyataan bahwa Anda tidak memberi teladan untuk diikuti dalam hal kemurnian.

Akhirnya, jika Anda tidak menikah dengan pria “itu”, Anda akan membawa kenangan pria “itu” ke dalam pernikahanmu. Kenangan yang akan muncul kembali untuk menghantuimu. Allah ingin Anda memiliki sukacita bersama ksatriamu di malam pernikahan yang istimewa itu. Allah bermaksud agar pria dan wanita menikmati bukan hanya hubungan seksual, tetapi juga kasih, hubungan fisik hanya sekedar memperkuat kasih itu. Kasih itu tetap, meski tidak ada pencapaian puncak hubungan seksual. Jika Anda menginginkan persahabatan untuk saling mengenal satu sama lain, janganlah mengganggu satu sama lain dengan kontak fisik dini atau yang tidak pantas.

Rohani

Nafsu membuat kita sulit melihat bahwa Allah juga menata batasan-batasan fisik untuk melindungimu secara rohani. Ibrani 13:4 dengan jelas berkata : “Hendaklah kamu semua penuh hormat terhadap perkawinan dan janganlah kamu mencemarkan tempat tidur, sebab orang-orang sundal dan pezinah akan dihakimi Allah”. Allah menghakimi dosa imoralitas. Terpisah dengan Allah karena perbuatan salah serta dosa rasanya sangat buruk.

Tindakan berbicara lebih keras daripada kata-kata dan ini khususnya sangat tepat bila berkenan dengan seks pra nikah. Sulit membagikan tentang Kristus pada orang yang tau reputasimu. Tindakan-tindakanmu dapat juga menyebabkan saudara-saudaramu yang lebih lemah menjadi tersandung. Satu malam yang penuh gairah, dapat secara total menghancurkan reputasi yang Anda bangun seumur hidup.

Allah tidak bermaksud agar Anda menyangkali kenikmatan. Dia melindungi sehingga Anda dapat menikmati kesehatan fisik, kestabilan emosi, keintiman relasi dan berkat-berkat rohani. Jika Anda menikah, Dia ingin Anda bertumbuh lebih mengasihi suamimu seiring dengan tahun-tahun yang berlalu. Dia ingin Anda hidup dalam kepercayaan satu sama lain. Ia ingin Anda menghabiskan seumur hidup dalam kasih dan bukannya dalam konsekuensi akibat satu malam singkat dalam nafsu yang tidak terkendali... to be continue (part II disini)

Tidak ada komentar: