Senin, 17 Oktober 2011

Brilliant Minds, dari Papua

Tulisan ini diambil dari http://www.yohanessurya.com. Cuma pingin share aja, klo ternyata semua ada jalan bila ada kemauan. Jangan pernah menyerah dan terus maju :)

--------------------------------------------------------------------------------------

Banyak anak-anak genius Indonesia justru datang dari daerah yang seringkali kita anggap sebagai daerah tertinggal, Papua. Ternyata dalam melahirkan manusia-manusia genius, mereka sama sekali tidak tertinggal.

Bahkan disana banyak anak-anak yang kecerdasannya tidak akan tertandingi oleh kebanyakan anak-anak paling cerdas di daerah-daerah lainnya. Anak-anak genius itu adalah George Saa, Anike Bowaire, Andrey Awoitauw, Rudolf Surya Bonay, Jane Ansanay, Zacharias Viktor Kareth,dan masih banyak lainnya.

Brilliant Minds, dari Papua

George Saa, adalah pemenang “First Step to Nobel Prize in Physics” 2004, dan hanya anak-anak paling cerdas di seluruh dunia, para genius muda calon-calon peraih Nobel yang mampu meraihnya.

Hasil penelitiannya yang berjudul “Infinite Triangle and Hexagonal Lattice Networks of Identical Resistor” mengalahkan ratusan karya terbaik yang dikirim peserta-peserta dari 73 negara di dunia. Setiap karya yang masuk akan dinilai 30 ahli-ahli fisika dari 25 negara. Dan juri memutuskan pemenangnya adalah George Saa, dari Indonesia.

Hebatnya, George (Oge) bisa mempunyai pemikiran yang sejauh itu dariPapua. Kita tahu disana fasilitasnya, buku-buku, alat-alat laboratorium, apalagi internet, semua begitu terbatas. Bahkan Oge kadang juga terpaksa tidak bersekolah karena tak punya ongkos, atau harus membantu ayahnya di ladang. Sesuatu yang tentu saja akan membuatnya menangis berjam-jam. Belum lagi buku yang seringkali tidak bisa terbeli.

Ada satu hal yang heroik yang bisa kita pelajari dari sini, bahkan oleh tokoh-tokoh besar dan pejabat di Jakarta. Kalau kemauan kita cukup kuat, tidak akan ada lagi yang tidak mungkin. Tidak akan ada apapun yang bisa menghalangi seseorang dengan kemauan yang cukup besar.
Dan uang, adalah masalah omong kosong. Kalau anda membaca buku di perpustakaan, gratis tanpa biaya, dan anda membacanya seperti orang gila dari pagi sampai malam, tidak akan ada yang bisa mengalahkan anda, bahkan di seluruh dunia.

"Uang bukan segala-galanya untuk maju.
Selalu ada jalan untuk menimba ilmu."
--- George Saa ---

Dan George beruntung karena akhirnya dia mendapat bimbingan dari seorang profesor terbaik di Indonesia, Prof. Yohanes Surya. Dengan bimbingan yang unggul, terbukti setiap anak Indonesia, semuanya, bisa jadi yang terunggul.
Di tahun 2005, gadis cilik Anike Bowaire dari SMU Negeri 1 Serui, Papua,gantian meraih “The First Step to Nobel Prize in Physics” di Warsawa, Polandia. Makalahnya yang berjudul berjudul “Chaos in an Accelerated Rotating Horizontal Spring” dianggap sangat kreatif dan original.

Seorang anak SMU yang mengenal Teori Chaos (keteraturan dalam chaos) sebenarnya nyaris adalah sebuah keajaiban. Tapi seorang anak SMU yang bisa menciptakan teori sendiri tentang Chaos, adalah sesuatu yang nyaris mustahil. Tapi itulah keajaiban besar yang datang dariPapua.
Anike sudah membuat harum nama Indonesia, padahal umurnya pun belum 20 tahun. Karena senangnya belajar, Anike bisa membaca dan belajar dari pagi buta sampai tengah malam. Orang-orang mungkin akan bertanya, ”kenapa?”.
Jawabannya sederhana. Karena ia senang dengan fisika, dan dunia fisika. Baginya, fisika adalah keajaiban.

Setiap benda-benda dan pergerakan segala sesuatu di alam semesta, dari quark sampai galaksi, adalah keajaiban, teka-teki dari Tuhan Yang Maha Baik. Setiap fenomenanya, dari cahaya, gravitasi, sampai Lubang Hitam di pusat tata-surya adalah tantangan yang seru untuk dipecahkan.
Teka-teki yang kadang-kadang bisa dipecahkan dengan jawaban yang kreatif dan paling sederhana.

“Kesenangan yang lain adalah setelah saya dapat emas, kawan-kawan di Papua yang sebelumnya selalu tertawa melihat saya setiap sore ikut les bahasa Inggris kini mulai rajin belajar.”
---Anike Bowaire, 20 tahun, keteladanan---

Banyak lagi anak-anak Papua yang memiliki prestasi spektakuler. Rudolf Surya Bonay Andrey Awoitauw (20 tahun, lahir 7 Desember 1988), adalah pemenang “The First Step to Nobel Prize in Chemistry” di tahun 2006 danmendapat medali emas Olimpiade Sains Nasional (2005) mengalahkan Ivan Kristanto, juara dunia dari Jakarta.
Ada juga Jane Ansanay danZacharias Viktor Kareth yang akan mengikuti Olimpiade Fisika Asia di Vietnam. Indonesia benar-benar dianugerahi Tuhan begitu banyak anak-anak cemerlang. Mereka tersebar di seluruh penjuru Indonesia bahkan sampai ke pelosok-pelosok terpencil.

5 komentar:

echa mengatakan...

Fisika, kimia hohohoh bkn gw bgt xD
iya gw jg suka bca brita2 gini, keren abiss... siProf Yohanes tu emg sngaja kan ya nyari2 jg anak2 yg jenius tpi ga mampu, dedicated bgtlah tuh orang :)

Unknown mengatakan...

Iya cha..salah satu ade tingkatku dikampusku dulu juga sekarang melayani (ngajar) di salah satu sekolahnya Prof Yohanes ini di Wamena :)
Pas baca artikel ini, aku baru tau ternyata Anike itu temannya pacarku pas di ITB dan aku pernah nginep di kosannya dia :P

marthavina mengatakan...

Ya...berharap ada byk orang kayak Prof.Yo, itu, yang mendedikasikan hidup buat sesama, buat kita, berbuat yang terbaik, ( tdk musti besar ) untuk membantu mereka, bantu buku buku, atau baju yang layak pakai, disumbangin ( gak musti ada bencana ) buat kasih sumbangan. Sekecil apapun kalo hati tulus means ALOT :)

Viryani mengatakan...

temen gereja ku ada yg ikud pelayanan ini selama sebulan.. kan ada anak2 papua lagi di sekolahin sama si yohanes surya ini ke sekolahna di jakarta..
kamu mau visit or maybe jadi salah satu bantu2 misionaris disana? :D
kl berminat bs aku kasi tauu, gembalaku ko Yakub Surya ddnya Yohanes Surya.. kemrn dy lg cari2 org gt :D

Unknown mengatakan...

@kak Martha : iya kak, betul banged..hidup utk sesama :)

@viryani : oh yah?? temanku ada yang skrg lg ngajar di wamena vir..untuk saat ini sih belum, tapi aku akan hubungi km klo bisa :) tengkyu buat infonya yah