Selasa, 02 Agustus 2011

Sebelum Terlambat

Dulu waktu masih jamannya jadi MABA alias mahasiswa baru, kami diwajibkan untuk mengikuti ospek. Klo dikampusku sih disebut P3KMABA. Bedanya, dengan kampus2 lain, kami para MABA akan lebih sering berinteraksi didalam kelompok kecil yang terdiri dari 8-10 orang dan akan dibimbing oleh 2 orang kakak senior kami. Setelah beberapa hari mengikuti kegiatan P3KMABA tersebut, dalam satu sesi kami para MABA diberikan kado yaitu peti mati tapi ukurannya kecil *jedeng* (jadi inget kasus pengiriman peti mati ke beberapa orang yang sempat menghebohkan itu).

Reaksi setiap para MABA pastinya kaget dong. Setelah itu kami diminta untuk mengisi 2 buah obituary. Yang satu jika kita meninggal besok dan yang satu lagi jika kita meninggal 10 tahun lagi, kira-kira kita akan diingat sebagai siapa? Kemudian kalau kita sudah tau beberapa hari kedepan kita akan meninggal, apakah yang akan kita lakukan?

Ketika membaca buku “A Love Worth Giving”, aku kembali diingatkan akan pertanyaan terakhir diatas. Jika kita berada pada akhir kehidupan kita, apa yang kita inginkan? Kalau kematian sudah berada didepan mata, kemanakah kita akan berpaling untuk mendapatkan penghiburan? Apakah kita akan menghabiskan waktu kita didepan laptop dan mengerjakan semua tugas-tugas kantor? Atau kita akan menuju garasi dan menghabiskan waktu didalam mobil kita? Atau pergi berbelanja untuk menghabiskan semua harta yang kita miliki? Tentu saja tidak. Yang paling penting adalah keluarga dan teman. Jadi yang paling penting adalah hubungan, bukan nanti tapi sekarang.

Beberapa temanku kehilangan orang tua mereka secara tiba-tiba ketika usia orang tua mereka masih tergolong muda. Beberapa diantara mereka menyesal karena merasa belum memberikan yang terbaik bagi orang tua mereka, bahkan hubungan mereka dengan orang tua mereka belum dipulihkan.

Kasih merupakan dasar didalam semua hubungan manusia. Salah satu penyataan kasih yaitu waktu-waktu yang berkualitas. Ketika kita dapat meluangkan waktu-waktu yang berkualitas dengan keluarga dan sahabat-sahabat kita, itu merupakan penyataan kasih kita. Jangan tunggu besok, luangkanlah waktu kita hari ini. Pikirkanlah, seberapa baikkah aku mengasihi orang-orang dalam hidupku? Apakah caraku memperlakukan mereka mencerminkan cara Allah memperlakukanku? Ketika kita masih diberikan kesempatan dari Tuhan, kasihilah orang-orang disekeliling kita, karena kita tak akan pernah tau berapa lama kita diberikan kesempatan itu.

Jika kamu seperti aku yang jauh dari orang tua, telepon atau kirimkan sms yang menyatakan bahwa kamu mengasihi orang tuamu. Aku pun belajar karena aku tumbuh bukan dalam keluarga yang dengan mudah mengucapkan kata-kata penghargaan kepada orang lain. Tapi percayalah, hubungan kita dengan orang tua dan saudara-saudara kita akan berubah ketika kita mengasihi mereka dengan tulus :)

2 komentar:

Remuz mengatakan...

kerennnn!!!! makasih sayang

Unknown mengatakan...

hahahahahaha, makasih kk :)